Budi Karya Sumadi Kunjungi Klub JRS Sleman, Dorong Pembinaan Atlet Muda dengan Sport Science

Photo Author
- Sabtu, 1 Februari 2025 | 14:45 WIB

KRJogja.com, SLEMAN – Mantan Menteri Perhubungan era Presiden Joko Widodo, Budi Karya Sumadi, mengunjungi klub bulutangkis Jaya Raya Satria (JRS) Sleman di GOR Finarsih, Dusun Jetis, Kaliurang, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Jumat (31/1) petang.

Kedatangan Budi yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan PB Jaya Raya Jakarta disambut hangat oleh Owner JRS Sleman, Finarsih, beserta suaminya, Edy Suryantoro, Sekum Pengda PBSI DIY Sukiman Hadiwidjojo, serta para pemain, pelatih, dan orang tua atlet.

Dalam kunjungan tersebut, Budi menyampaikan kebanggaannya menjadi bagian dari PB Jaya Raya dan ingin melihat langsung perkembangan klub Jaya Raya Satria yang menjadi salah satu satelit terbaik dari Jaya Raya Bintaro.

"Saya ingin melihat bagaimana klub ini berkembang dan menjadi lebih baik. Jaya Raya Jakarta memiliki kelebihan dengan memiliki jaringan di berbagai daerah, termasuk Solo, Bandung, Jember, Bali, Manado, dan lainnya. Dari 14 satelit yang ada, Jaya Raya Satria merupakan salah satu yang terbaik," ujarnya.

Budi juga berharap para pemain binaan Finarsih dapat berprestasi di tingkat nasional dan bahkan masuk pelatnas PBSI di Cipayung. "Saya ingin melihat sendiri bagaimana metode pelatihan di sini. Dengan pengamatan ini, saya bisa mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan oleh satelit-satelit Jaya Raya lainnya," tambahnya.

Dalam upayanya meningkatkan kualitas atlet, Budi menekankan pentingnya pembinaan sejak usia dini dan penggunaan pendekatan sport science. Ia menyoroti perlunya aspek fisik yang lebih baik, termasuk postur tubuh yang lebih tinggi dan otot yang lebih kuat.

"Saya sudah berdiskusi dengan Mbak Finarsih tentang bagaimana membentuk atlet dengan postur yang lebih baik. Yogyakarta punya keunggulan dengan Fakultas Kedokteran UGM yang mumpuni. Banyak hal dalam olahraga sekarang berkaitan dengan sport science, termasuk gizi, pencegahan cedera, dan peningkatan stamina," jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, Budi akan memfasilitasi kerja sama antara JRS Sleman dengan Fakultas Kedokteran UGM. "Saya akan membantu menyampaikan surat ke Fakultas Kedokteran UGM dengan tembusan ke Rektor UGM agar bisa mendapatkan dukungan keilmuan yang lebih baik," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Budi juga menyoroti performa pebulutangkis Indonesia yang belakangan sering kalah dari pemain China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Menurutnya, salah satu faktor utama adalah kurangnya daya juang pemain Indonesia dibandingkan dengan lawan-lawannya.

"Daya juang yang tinggi membentuk stamina yang kuat. Kita bisa mencontoh Hendra Setiawan yang masih bisa bersaing di usia 40 tahun sebelum pensiun. Oleh karena itu, sejak kecil para pemain harus ditempa tidak hanya dari sisi teknik, tapi juga dari sisi kedokteran dan psikologi," tegasnya.

Dengan sinergi antara pembinaan atlet, penguatan sport science, dan peningkatan mental bertanding, Budi optimistis bulutangkis Indonesia bisa kembali berjaya di kancah dunia. (Rar)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X