SLEMAN (KRJogja.com) – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pengurus Sub Unit Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Pedukuhan Kaliajir Lor, Kalitirto, Berbah, Sleman kembali menggelar acara Syawalan Lintas Iman di Masjid Nurul Iman, Senin (31/3). Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan bagi seluruh warga, termasuk mereka yang beragama non-Islam.
Acara yang digelar setelah Salat Idul Fitri ini dimulai dengan ikrar syawalan yang dipimpin oleh Dukuh Kaliajir Lor, Wiwit Citra Azis. Dalam ikrar tersebut, seluruh warga saling bermaafan, memperkuat nilai toleransi dan keharmonisan sosial.
Menurut Suwardi, yang memberikan hikmah syawalan, tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.
"Syawalan bukan hanya milik umat Islam, tetapi telah menjadi budaya bangsa Indonesia, sebagaimana peci atau kupluk yang juga menjadi bagian dari identitas nasional," ujar Suwardi.
Setelah ikrar syawalan, warga melakukan salam-salaman sebagai simbol kebersamaan. Jamaah pria bersalaman di halaman masjid, sementara jamaah wanita melakukannya di dalam masjid. Meskipun telah bermaafan dalam acara ini, sebagian warga tetap melanjutkan tradisi silaturahmi dengan mengunjungi sanak saudara yang lebih tua.
Salat Idul Fitri di Masjid Nurul Iman sendiri dipimpin oleh Ketua Dewan Masjid Kapanewon Berbah, Lukman A. Irfan, S.Ag., M.Pd. Jamaah yang hadir tidak hanya berasal dari warga setempat, tetapi juga dari luar pedukuhan.
Masjid Nurul Iman, Pusat Kegiatan Keagamaan dan Sosial
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Nurul Iman aktif mengadakan berbagai kegiatan keagamaan. Salah satunya adalah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang telah meraih akreditasi A dari Badan Koordinasi (Badko) TPA DIY.
Selain itu, remaja masjid yang tergabung dalam Remaja Masjid Nurul Iman Kaliajir Lor (Rismanik) juga kerap menorehkan prestasi. Mereka dikenal sebagai juara lomba takbir keliling hingga tingkat DIY.
Kegiatan pengajian rutin juga terus dilaksanakan, antara lain:
-
Pengajian gabungan bapak-bapak dan ibu-ibu setiap malam Jumat Kliwon.
-
Pengajian ibu-ibu setiap malam Kamis di masjid.
-
Pengajian bapak-bapak setiap malam Jumat, dengan lokasi bergilir di rumah jamaah.
Selain itu, di Pedukuhan Kaliajir Lor juga berkembang kesenian salawatan yang diikuti oleh bapak-bapak serta hadrah yang diikuti oleh ibu-ibu.
Tradisi syawalan lintas iman ini menjadi wujud nyata bahwa keberagaman dapat dirayakan dengan semangat kebersamaan dan toleransi. (War)