Krjogja.com - YOGYA - Bertepatan dengan re-opening kembali Gedung PSE UGM (Sekip blok K1-A), Pusat Studi Energi (PSE) UGM melaksanakan diskusi panel, Senin (30/6/2025) dengan mengundang para expert. Diskusi panel ini dalam rangka diseminasi pemikiran para pakar UGM terkait kesiapan industri energi dalam menyokong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dalam diskusi ini, PSE UGM mencoba membahas terkait kesiapan industri energi dalam menyokong pertumbuhan ekonomi dari aspek industrialisasi energi, ekonomi makro, hukum, dan juga SDM (Sumber Daya Manusia).
Di moderatori oleh Dr Akmal Irfan Majid (dosen dan peneliti di PSE UGM), diskusi ini dibuka dengan pemaparan oleh Prof Ir Alva E Tontowi MSc PhD IPU ASEAN Eng sebagai pemantik utama yang membahas terkait peran ekosistem industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dalam presentasinya, Prof Alva menegaskan bahwa industri harus terus bergerak maju serta didukung oleh keterlibatan perguruan tinggi. "Dengan adanya sinergi positif tersebut, akan memberi perkembangan pesat pada industrialisasi serta ide baru yang signifikan," katanya.
Setelah itu, paparan dilanjutkan oleh 4 pakar dari disiplin yang berbeda-beda. Pembicara kedua, Ardyanto Fitrady SE MSi PhD membahas terkait konsep menumbuhkan ekonomi berdaya ungkit tinggi. Dalam presentasinya, ia menyampaikan bahwasanya pertumbuhan ekonomi sendiri saja tidak cukup apabila tidak diimbangi dengan penguatan institusi yang memadai.
Selanjutnya Prof Ir Tumiran MEng PhD menanggapi terkait kesiapan energi listrik untuk mendukung industrialisasi dalam negeri. Ia menegaskan bahwa sektor energi dan kelistrikan dapat menggerakkan aktivitas ekonomi secara luas.
Prof Dr Sulistiowati SH MHum membahas terkait kesiapan payung hukum untuk mendukung industrialisasi dalam negeri dan menggarisbawahi bahwa payung hukum merupakan sebuah penentu terkait akses dan perkembangan industrialisasi itu sendiri.
Terakhir, Prof Dr Deendarlianto ST MEng berbagi terkait konsep penyiapan sumber daya manusia industri bermutu tinggi untuk Mendukung industrialisasi dalam negeri. Menurutnya, pemerintah harus mulai kembali melihat konsep TKDN yang sedang diusung saat ini. "Diperlukan roadmap khusus untuk masing-masing energi terbarukan agar konsep TKDN tidak menjadi kontra produktif," katanya. (Dev)