Kenang Peristiwa Kudatuli, Satgas Cakra Buana Sleman Gelar Sarasehan

Photo Author
- Minggu, 27 Juli 2025 | 20:35 WIB
Sarasehan Cakra Buana Sleman (Harminanto)
Sarasehan Cakra Buana Sleman (Harminanto)



Krjogja.com - SLEMAN - Peristiwa 27 Juli 1996 atau dikenal dengan Peristiwa Kudatuli menjadi salah satu peristiwa sejarah yang lewat dengan PDI Perjuangan. Peristiwa ini menjadi salah satu tonggak bagi berdirinya PDI Perjuangan.

Memperingati Peristiwa Kudatuli, Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan Kabupaten Sleman menggelar acara sarasehan untuk memperingati peristiwa tersebut. Sarasehan ini digelar di Kopi Njongke, Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, Minggu (27/7/2025). Dalam sarasehan ini, hadir sejumlah tokoh PDI Perjuangan antara lain Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Nuryadi, anggota DPRD DIY Yuni Satia Rahayu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa dan Komandan Batalyon Satgas Cakra Buana Sleman Koeswanto.

Baca Juga: Penantian Panjang Dahaga Gelar Dibayar Tuntas Fajar/Fikri Juara China Open 2025

Komandan Batalyon Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan Sleman, Koeswanto mengatakan bahwa memperingati peristiwa 27 Juli 1996 menjadi kewajiban bagi teman-teman Satgas Cakra Buana. Koeswanto menceritakan jika peristiwa itu merupakan sejarah kelam bagi PDI Perjuangan.

“Ini sejarah kelam bagi PDI Perjuangan. Sejarah itu supaya selalu tertanam dalam jiwa kita untuk memperjuangkan demokrasi yang benar-benar murni tidak disetir oleh penguasa, aturan hukum harus ditegakkan dengan benar. Aturan Undang-undang benar-benar terrealisasi untuk melindungi masyarakat, rakyat Indonesia,” ungkap Koeswanto.

Koeswanto menerangkan peringatan Peristiwa Kudatuli ini juga untuk pembelajaran sejarah bagi para anggota satgas yang saat itu belum bergabung dengan PDI Perjuangan. Selain itu juga menjadi refleksi bersama bahwa meski diinjak-injak oleh penguasa saat itu namun PDI Perjuangan tetap bisa semakin besar dan menjadi partai pemenang Pemilu.

Baca Juga: Ratusan Warga Batak di Jogja Gelar Pawai Budaya, Meriahkan Malioboro dengan Tari Tor Tor Tegaskan Keberagaman

"Dengan refleksi ini supaya teman-teman di Sleman kan belum mengalami waktu itu. Sehingga belum tahu persist kejadian 27 Juli itu. Yang mana kantor PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro saat itu diduduki oleh PDI yang dibentuk oleh penguasa," lanjut Koeswanto.

Dengan perjuangan, dengan darah, pengorbanan, materi dan pemikiran senior-senior, Koeswanto menegaskan bahwa akhirnya PDI Perjuangan yang terinjak-injak, teraniaya itu justru malah semakin berkembang semakin besar sampai saat ini. Bahkan bisa membuktikan sebagai pemenang pemilu di indonesia.

Koeswanto berharap agar Peristiwa Kudatuli ini bisa menjadi penggugah semangat para anggota satgas, anggota maupun kader PDI Perjuangan. Ia menegaskan jangan sampai sesama kader PDI Perjuangan diadu domba.

“Kami berharap dengan selalu merefleksikan tanggal 27 Juli, acara ini benar-benar menggugah semangat, kesetiaan, kebersamaan supaya kita tidak mudah diadu domba sesama kader partai diinternal PDI Perjuangan,” tandasnya.

Koeswanto menambahkan saat ini kekuatan PDI Perjuangan adalah kekompakan dan kesolidan anggota serta kader di dalamnya. Kekompakan dan kesolidan ini disebut Koeswanto menjadi modal PDI Perjuangan agar tidak mudah terpecah belah oleh pihak lain.

“Satgas ini sebagai pengawal san pengamanan kebijakan partai, garda terdepan untuk selalu turun menyapa masyarakat, mengadvokasi dan mendampingi aspirasi masyarakat. Kita pesankan pada teman-teman karena situasi kondisi saat ini yang tidak punya kepemimpinan di pusat,” urai Koeswanto.

Sementara Nuryadi menjelaskan, namun partainya akan mengkondisikan agar kesolidan dan persatuan terus terjaga. Hal tersebut harus dijaga seutuh mungkin jangan sampai disusupi orang yang tidak bertanggung jawab yang dampaknya ingin memecah belah PDIP.

“Kekuatan kita hanya itu, kekompakan dan kesolidan. Kita harus menjaga bersama sampai kapanpun,” tutup Nuryadi. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X