Cerita Bunda Nuryana, Sukses Bawa Gudeg hingga Ikan Kaleng Sampai Luar Negeri, Kini Buat Resto Masakan Jawa Nusantara di Sleman

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 12:05 WIB
Sri Nuryana saat memberikan sambutan pembukaan resto barunya (Harminanto)
Sri Nuryana saat memberikan sambutan pembukaan resto barunya (Harminanto)



Krjogja.com - SLEMAN - Sri Nuryana, mantan tenaga medis ASN asal Bantul, berhasil membuktikan bahwa keberanian banting stir bisa membawa kesuksesan besar. Lewat usahanya yang bernama Dapur Bunda Nuryana, ia berhasil menembus pasar internasional dengan lebih dari 120 produk olahan makanan kaleng yang tahan hingga satu tahun dan tersebar di berbagai negara di dunia.

Produk-produk andalannya seperti ikan judes, ikan pete, dan teri menjadi primadona baik di pasar nasional maupun luar negeri. Selain itu, Dapur Bunda Nuryana juga mengkreasi gudeg manggar yang dikemas dalam kaleng berkualitas ekspor dan sudah sampai ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Taiwan, Hongkong, Singapura hingga Australia.

Baca Juga: Cara Naik Bus Listrik Gratis 0 Rupiah Keliling Jogja

Prestasi yang diraih Sri Nuryana tak main-main lagi. Ia mendapat penghargaan nasional dan internasional terkait ketahanan pangan dan inovasi produk pangan Asia Tenggara.

"Kami bersyukur produk makanan kaleng dari Bantul mendapat penghargaan Ketahanan Pangan dan inovasi pangan Asia Tenggara. Kami ingin mewujudkan mimpi mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional," ungkapnya di sela pembukaan restonya di Kadisoka, Senin (15/9/2025).

Dapur Bunda Nuryana membuka cabang kelima dari total 24 outlet yang dimiliki. Berlokasi di Kadisoka, Kalasan, Sleman, restoran ini mengusung konsep Jawa dan Jogja dengan sentuhan arsitektur joglo.

Baca Juga: Asyik! Naik Trans Jogja Hanya Rp179 Dalam Rangka Harhubnas 2025, Ini Caranya

Para karyawan menggunakan pakaian tradisional Jawa sebagai wujud kecintaan terhadap budaya Jogja. "Harapannya, wisatawan yang datang bisa merasakan keindahan Jogja dan menikmati masakan khas seperti Gudeg Manggar, Mangut Lele, dan Ingkung. Kami ingin menghadirkan rasa Jawa utara yang dekat dengan masyarakat," tambah  Nuryana.

Nuryana yang memiliki darah Jawa, Betawi, Sumatera dan Bali ini menegaskan kecintaannya pada budaya nusantara dan mendorong pemanfaatan hasil lokal. Gudeg Manggar berasal dari desa, ikan laut dari pantai selatan Jogja, yang diharapkan mampu memberikan manfaat bagi petani dan nelayan lokal.

"Di pasar internasional, produk kaleng Dapur Bunda Nuryana dijual dengan harga mencapai 16 dolar per kaleng. Harapan saya nelayan dan petani dapat manfaat kesejahteraan. Dari Bantul ke dunia, mimpi kami terus terealisasi dengan dukungan kolaborasi dari dinas dan kementerian," tandasnya.

Lokasi restoran yang berada dekat dengan kolam pemancingan dan persawahan menambah suasana tradisional yang kental, membuat pengalaman kuliner pengunjung makin berkesan. Targetnya adalah wisatawan yang tengah berkunjung ke Jogja, bisa menikmati olahan makanan Jawa Nusantara dengan kualitas ekspor.

"Ada Gudeg Manggar, Mangut Lele, Ingkung dan berbagai masakan khas Jogja. Ada juga pempek karena saya kebetulan lahir di Palembang. Semua makanan dipastikan kualitasnya ekspor seperti yang sudah saya terapkan standarnya," pungkas Nuryana. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X