Krjogja.com - SLEMAN - Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, memberikan pembekalan kepada peserta pelatihan calon transmigran yang tengah menjalani pelatihan di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (BBPPMT) Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat semangat dan kesiapan para calon transmigran sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan.
Kepala BBPPMT Yogyakarta, Tunggak Santosa, menyampaikan bahwa pelatihan telah dimulai sejak 29 Oktober lalu dan diikuti 75 peserta asal Poso dan Sidrap. Program tersebut, kata dia, merupakan bagian dari upaya pemerintah melakukan pemerataan penduduk serta menyejahterakan masyarakat.
"Kami kolaborasi dengan Kodim Sleman untuk menanamkan nilai kedisiplinan, kreativitas, serta keterampilan praktis bagi para peserta. Ini kali pertama kami melakukan pelatihan transmigran penduduk setempat atau lokal. Semoga program ini bisa berlanjut agar peserta mendapat pengalaman langsung di lapangan. Kami juga melakukan kunjungan ke rumah produksi coklat di Gunungkidul untuk menyesuaikan potensi di daerah transmigrasi nantinya," ungkap Tunggak.
Sementara, Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menegaskan seluruh peserta mengikuti program transmigrasi atas dasar sukarela tanpa paksaan. Ia menekankan bahwa program transmigrasi memiliki makna strategis bagi ketahanan nasional sekaligus pemerataan pembangunan.
"Kementerian Transmigrasi berdiri dengan amanat menjaga NKRI, mengisi ruang-ruang sepi agar tidak terjadi penetrasi atau intervensi dari luar. Program ini juga menjadi wadah akulturasi budaya dan asimilasi sosial yang memperkuat persatuan bangsa," ungkap Viva.
Lebih lanjut, Viva menjelaskan bahwa transmigrasi memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan reforma agraria, dengan memberikan lahan 1–2 hektare kepada warga transmigran agar memiliki kesempatan memperbaiki taraf hidup. Ia berharap seluruh peserta yakin bahwa kehidupan akan berubah lebih baik setelah menjalani program transmigrasi.
"Peserta harus yakin bahwa perubahan nasib ada di tangan sendiri. Hidup di kawasan transmigrasi tentu tidak semudah di kota, tapi dengan semangat kebersamaan dan pengorbanan, hasil tidak akan mengkhianati usaha," tambahnya.
Menariknya, dari total 75 peserta, terdapat lima anggota TNI Angkatan Darat yang turut serta dalam program tersebut. Ini menjadi yang pertama tahun 2025 ini.
Mereka nantinya akan ditempatkan di UPT Torire, Kabupaten Poso, dan Lagading, Kabupaten Sidrap. Viva berharap, ke depan personel dari matra lain juga dapat ikut serta baik sebelum maupun sesudah purna tugas.
"Ini adalah upaya pemerintah untuk menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia. Tugas mereka sama dengan transmigran lainnya membangun wilayah trans, memelihara kebersamaan, dan mencapai kesejahteraan bersama," tandasnya.
Pemerintah sendiri tahun 2025 ini mengirimkan 1400 lebih transmigran yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera (Lampung) untuk mengisi kawasan-kawasan transmigrasi. Mereka seluruhnya dilatih agar siap menempati tanah baru dan berkembang maju menjadi masyarakat sejahtera di berbagai wilayah seperti Kalimantan juga Sulawesi.
Muhammad Jabir, Danramil yang bertugas di wilayah Torire, Poso, dan ikut serta dalam pelatihan mengaku sangat antusias menjalani pelatihan. Ia menyatakan ingin meraih sejahtera dan sukses bersama masyarakat di wilayah transmigrasi nantinya.
"Kami ingin mewujudkan masyarakat maju dan sejahtera bersama. Ini menjadi alasan kami ikut serta. Harapannya, infrastruktur jalan menuju kawasan transmigrasi juga dapat segera dibenahi agar aktivitas warga lebih lancar," tandasnya. (Fxh)
