Transformasi Layanan RS Jiwa Grhasia Berjalan, Operasional Diharapkan Didukung APBD

Photo Author
- Jumat, 12 Desember 2025 | 13:15 WIB
 Kunjungan kerja Komisi D DPRD DIY ke RS Jiwa Grhasia. (Devid Permana)
Kunjungan kerja Komisi D DPRD DIY ke RS Jiwa Grhasia. (Devid Permana)

Krjogja.com - SLEMAN - Komisi D DPRD DIY melakukan kunjungan kerja ke RS Jiwa Grhasia, Kamis (11/12/2025) untuk memantau perkembangan layanan, pembangunan fisik, pengadaan alat baru, serta kesiapan kapasitas rumah sakit. Kunjungan ini juga bertujuan menyerap aspirasi dan mengetahui persoalan yang tengah dihadapi rumah sakit milik Pemerintah Daerah DIY tersebut.

Direktur Utama RS Jiwa Grhasia, Akhmad Akhadi, memaparkan transformasi layanan yang sedang dijalankan rumah sakit, terutama pengembangan layanan subspesialisasi dan penambahan fasilitas pendukung. "Saat ini kami memiliki dua layanan subspesialis, yakni kedokteran jiwa anak dan remaja serta kedokteran jiwa geriatri untuk pasien lanjut usia," ujarnya.

Baca Juga: Komisi A DPRD DIY Kunjungi Museum KAA di Bandung, Serukan Kemerdekaan Palestina dan Jogja Rumah Besar Dunia

Ia menjelaskan bahwa transformasi layanan akan terus diperluas melalui pembukaan layanan baru yang dinilai sangat dibutuhkan masyarakat. "Ke depan akan dibuka layanan kedokteran jiwa adiksi atau psikiatri komunitas, penambahan layanan non-kekhususan dan traumatologi, serta pembentukan unit trauma healing," katanya.

Akhadi menegaskan bahwa penguatan layanan harus diikuti peningkatan sarana dan alat kesehatan, termasuk teknologi modern untuk rehabilitasi pasien. "Kami menambah alat robotik fisioterapi karena ini menjadi bagian dari tuntutan pengembangan layanan dan standar rumah sakit jiwa masa kini," ucapnya.

Pada 2025, RS Jiwa Grhasia menambah unit pelayanan berupa poliklinik psikiatri terpadu, pusat rehabilitasi medik, dan instalasi farmasi baru guna memperluas jangkauan pelayanan masyarakat. "Konsekuensinya, operasional kami meningkat signifikan, terutama terkait belanja listrik, kebersihan, keamanan, serta kebutuhan wajib lainnya," tuturnya.

Baca Juga: Yusaku Alami Cedera Minor Usai PSIM Dijamu Persija, Van Gastel Beri Waktu Istirahat Lebih Banyak

Ia menekankan bahwa operasional Grhasia tidak dapat sepenuhnya mengandalkan pendapatan jasa layanan pasien, sehingga dukungan APBD menjadi sangat penting. "Belanja obat dan makanan pasien kami harapkan dapat dibantu pemerintah daerah, sehingga pendapatan jasa pelayanan dapat kami alokasikan untuk operasional gedung baru dan kebutuhan SDM," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD DIY, Imam Taufik, menilai perkembangan layanan RS Jiwa Grhasia sudah berjalan sangat baik karena jenis layanan kini tidak hanya terbatas pada kejiwaan, tetapi juga mencakup layanan umum dengan dukungan fasilitas yang semakin lengkap. "Dengan bertambahnya jenis layanan dan fasilitas baru, kapasitas pelayanan tentu meningkat dan kami di DPRD DIY siap mendorong dukungan APBD maupun dana keistimewaan agar kebutuhan pengembangan rumah sakit dapat segera terwujud," ujarnya.

Anggota Komisi D DPRD DIY, Muhammad Yazid, menyampaikan bahwa dukungan anggaran melalui APBD maupun dana keistimewaan sangat dimungkinkan untuk memperkuat layanan RS Jiwa Grhasia. Namun, rumah sakit juga diminta meningkatkan sosialisasi agar masyarakat mengetahui bahwa Grhasia tidak hanya melayani pasien dengan gangguan jiwa, tetapi juga menyediakan poliklinik umum.

"Selama ini kesannya Grhasia hanya melayani pasien dengan gangguan jiwa (ODGJ), padahal rumah sakit ini juga memiliki poliklinik umum. Karena itu, kami mendorong promosi layanan dilakukan lebih intensif dan dukungan anggaran akan terus kami perjuangkan," ujarnya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X