Krjogja.com - SLEMAN - Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga kini masih menjadi masalah lingkungan yang dihadapi setiap wilayah. Karenanya setiap orang berupaya efektif untuk memberantas dan mencegah penyebaraan DBD
Seperti kegiatan pagi yang digelar Tim Jumantik Geranium Modinan, bersama Kader melakukan pemantauan ke rumah serta bangunan warga. Kegiatan juga menetapkan satu rumah satu juru pemantau jentik jumantik, merupakan upaya agar gerakan ini dilaksanakan efektif sehingga mengubah perilaku hidup bersih dan sehat warga.
"Ada gerakan 3 M yang disosialisasikan kepada masyarakat seperti mengubur, menguras, menutup serta melipat baju - baju yang digantung yang bisa menjadi sarang nyamuk," ujar Ketua Jumantik Padukuhan Modinan, Dwi Susanti, Minggu (26/2/2023).
Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal terutama di tempat - tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi jarang di kuras, genangan air, sampah kaleng, plastik, kemasan air minum.
"Sarang nyamuk hendaknya diberantas segera sehingga tidak menimbulkan BDB," imbuh Dwi Susanti.
Petugas jumantik ia juga bertidak sebagai 'agent of charge' di tengah masyarakat. Pada musim hujan bahkan kemarau pun berpotensi seseorang terserang BDB.
"Dari hasil pemantau hari ini dilakukan petugas jumantik ke rumah warga dengan hitung, untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes Aegypti dengan mengunakan ukuran Angka Bebas Jentik (ABJ). Standar ABJ dari pemerintah Kabupaten Sleman sebesar 95 persen, jadi masih perlu di tingkatkan lagi karena baru mencapai 87.4 persen. Acara ini berlangsung di Rw 20, Rw 21 serta Rw 22 Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping," pungkas Dwi Susanti.(*)