Krjogja.com - SLEMAN - Bupati Sleman Dra Hj Kustini Sri Purnomo mengatakan, jika ingin maju harus berani membaca. Membaca di sini dalam pengertian yang luas, bukan dalam pengertian yang sulit.
Begitu pula jika ingin menguasai dunia, harus mampu mengetahui kondisi dan keadaan yang ada. Hal tersebut disampaikan Kustini yang menjadi narasumber dalam Sarasehan Semarak Bulan Bahasa 60 Tahun MAN 1 Sleman, di sekolah setempat, Senin (31/10). Selain Kustini, narasumber lainnya adalah Dyah Hayu Rahmitasari, didampingi moderator Eka Annisa dan Kepala MAN 1 Sleman Drs H Soir MSi.
Menurut Kustini yang juga dijuluki Bunda Literasi, bagaimana kebijakan Pemkab Sleman terhadap madrasah, seperti MIN, MTs dan MAN itu merupakan kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kantor Kementerian Agama.
"Namun demikian saya sebagai Bupati akan tetap berkolaborasi dengan Kemenag, Dinas Pendidikan dan perpustakaan di Kabupaten Sleman. Selama pandemi lalu, bagi anak-anak SD, SMP dan SMA yang tinggal di Sleman maupun yang sekolah di luar Sleman, tapi penduduk Sleman tetap kita biayai," ujar Kustini yang pernah menempuh pendidikan di Madrasah.
Sementara itu, pembicara lainnya Dyah Hayu Rahmitasari mengatakan, pihaknya merasa bahwa guru-guru sekarang sudah memiliki kemampuan dan fasilitas yang jauh lebih memungkinkan untuk membangun literasi.
"Yang mungkin kita sering lupa adalah bahwa literasi bukan seperti Bandung Bandowoso yang membangun candi dalam semalam. Tapi membangun literasi merupakan usaha bersama yang dimulai dari awal. Literasi dimulai dari anak-anak ketika sejak masih dalam kandungan. Misal tradisi mendegarkan bacaan Alquraan dan mendengarkan cerita-cerita yang baik," ujarnya. (Rar)