sleman

Belajar Daring di Pengungsian, Tingkat Konsentrasi Menurun

Senin, 9 November 2020 | 22:11 WIB
Wahyu mendampingi anaknya belajar online saat berada di barak pengungsian Banjarsari Glagaharjo Cangkringan Sleman Senin (9/11). Foto: Mahar Prastiwi

SLEMAN, KRJOGJA.com - Meski dalam kondisi di pengungsian, anak-anak di Barak Banjarsari Argomulyo Cangkringan tetap mengikuti pembelajaran online. Namun tak dipungkiri pembelajaran di pengungsian juga menghadapi sejumlah kendala. Khususnya daya konsentrasi anak yang menurun karena banyaknya teman sebaya lainnya.

Salah satu orangtua Wahyu Nur Eksani (28) mengatakan, selama di pengungsian, ia tetap mendampingi anaknya Ulfah Khoirunisa (9) dan Nauval (7) dalam mengerjakan tugas dari sekolahnya SD Muhammadiyah Cepitsari. Menurut Wahyu, meski jaringan internet cukup lancar di barak pengungsian, namun konsentrasi anak jadi agak buyar karena suasana di pengungsian. "Kalau di rumah kan bisa fokus mengerjakan. Sedangkan di sini (barak) banyak anak-anak lain jadi kalau pas mengerjakan tugas kurang konsentrasi. Pengen buru-buru main," kata Wahyu saat ditemui KR Senin (9/11).

Wahyu mengungkapkan, ia harus membagi waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Biasanya Ulfah mengerjakan tugas saat pagi hari. Sedangkan Nauval mengerjalan tugas saat sore hari. "Kalau belajar bareng malah tidak bisa. Untungnya pihak sekolah juga memberi kelonggaran waktu dalam mengumpulkan tugas," beber Wahyu.

Selama belajar di rumah, biasanya tugas akan diinformasikan di grup Whatsapp. Kemudian tugas dikumpulkan setiap minggu dengan datang langsung ke sekolah.

Salah satu pelajar kelas V yang turut mengungsi Nabila (11) menambahkan, sudah membawa buku pelajaran ke tempat pengungsian. Nabila juga belajar sesuai jadwal dari sekolah. Misalnya untuk hari Senin pukul 09.00 milai belajar Matematika dan PPKN. "Kalau kesulitan dalam mengirimkan tugas tidak ada karena jaringan wifi juga ada," terang Nabila.

Selain didampingi orangtua, di barak pengungsian juga ada satgas yang khusus mendampingi anak-anak dan perempuan. Menurut Tim Sahabat Perempuan dan Anak Sleman Arif Winarko menyatakan, ada beberapa relawan yang diterjunkan untuk membantu proses belajar mengajar anak-anak selama di pengungsian. Hal ini bertujuan agar meringankan beban orang tua dalam menemani pembelajaran anak. Apalagi jika ada orangtua yang bekerja sehingga tidak bisa mendampingi anak secara langsung. "Orangtua tetap bisa fokus bekerja. Anak-anak juga bisa belajar dan melakukan kegiatan positif selama di pengungsian," tandas Arif.

Arif mengungkapkan, satgas perlindungan perempuan dan anak dari desa lainnya juga akan dilibatkan dalam pendampingan anak-anak di pengungsian. Relawan yang dilibatkan, lanjut Arif, haruslah memiliki kapasitas pelatihan physco sosial recovery. "Adanya satgas perempuan dan anak di barak pengungsian ini penting agar tidak memicu permasalahan lain seperti adanya kekerasan. Relawan akan mendampingi perempuan dan anak. Termasuk membuat jadwal aktivitas bagi anak tiap pagi dan sore," tutur Arif.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto menyatakan, ketersediaan wifi sudah disiapkan sejak awal di barak pengungsian. Kecepatan wifi bahkan sudah ditingkatkan untuk memfasilitasi anak-anak yang sedang belajar online. "Serta untuk kebutuhan relawan dan rekan media," tutup Joko.(Aha)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB