sleman

Alasan LIB Tetap Gelar Liga di Tengah Pandemi Covid

Sabtu, 26 September 2020 | 14:35 WIB
Webinar sepakbola di masa pandemi. (Foto : Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita memberikan latarbelakang alasan tetap melangsungkan liga di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini. Menurut Lukita, pihaknya sudah melakukan simulasi sekaligus penelitian terkait penyelenggaraan event dalam protokol kesehatan hingga akhirnya memutuskan berani melanjutkan liga.

Dalam Webinar Sepakbola di Masa Pandemi yang digelar PSS bersama Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), Sabtu (26/09/2020), Lukita menjelaskan pihaknya telah melakukan riset bahkan studi ke liga-liga luar negeri dan juga sekaligus satgas Covid-19. Menurut dia, protokol kesehatan ditekankan betul dalam penyelenggaraan liga yang tidak bisa diganggu gugat.

“Kita ketat dalam protokol kesehatan, semua tim wajib uji rapid dan swab. Untuk swab ini harus dilakukan di bawah LIB sebelum pertandingan agar terkontrol dengan jelas. Tim juga wajib menyediakan fasilitas isolasi dan berbagai hal lain yang terkait protokol kesehatan,” ungkapnya.

Lukita juga menegaskan seluruh pertandingan digelar tanpa penonton atau suporter yang mana hal tersebut menjadi komitmen bersama yang telah disetujui seluruh tim peserta. “Termasuk tidak ada nonton bareng di manapun, sekarang kita nonton dan mendukung dari rumah sendiri-sendiri. Pemda dan Polda di tiap daerah akan bergerak memastikan hal tersebut,” ungkapnya lagi.

Sementara Yusuf Kurniawan, salah satu pegamat sepakbola nasional yang juga menjadi pembicara dalam seminar menyebutkan di masa pandemi seluruh kegiatan memang berubah. Model bisnis offline harus dikreativitaskan berubah ke daring untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang baru akibat konsekuensi pandemi.

“Segala bisnis konvensional harus berubah di masa ini, harus secara daring. Saya melihat baru Bali United yang melakukan model bisnis ini dan beberapa mengikuti seperti PSS yang punya pro player e-sport Rizky Faidan. Ini menarik karena kedepan, arahnya memang harus digital. Sosial media dimaksimalkan, lalu interaksi di digital, ini tantangan juga untuk seluruh tim di Indonesia, juga dalam develope pemain muda,” ungkap Yuke.

Dua pembicara lain yakni Sigit Wahyu dari Carfix dan Leonardo, Manajer Bisnis dan Komersial PSS menceritakan bagaimana dua sisi sponsor dan tim bersinergi di masa pandemi. Sponsor di satu sisi punya kepentingan promosi di ruang yang memang sudah jelas punya segmen, sementara tim juga wajib memberikan benefit untuk sponsor.

“Intinya kita komunikasi, kita bicara apa yang mungkin dilakukan bersama dalam momentum saat ini, di masa pandemi. Misalnya yang tadinya ada booth di stadion, sekarang kan ga bisa maka dipindah ke sosial media, atau video-video saat latihan tim. Kita harus punya kreativitas untuk menyesuaikan diri,” ungkap Leonardo. (Fxh)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB