SLEMAN, KRJOGJA.com - Ratusan mahasiswa dan warga DIY yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi unjukrasa, Jumat (14/8/2020). Massa menyampaikan aspirasi dari simpang tiga Gejayan hingga malam hari berpindah ke simpang tiga UIN Sunan Kalijaga.
Massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat tegas menyampaikan aspirasi penolakan pada Omnibuslaw Cipta Kerja. Massa meminta DPR menghentikan pembahasan RUU yang dinilai justru banyak merugikan buruh dan pekerja tersebut. Massa menyampaikan aspirasi dengan damai, tetap pula menerapkan protokol kesehatan. Mereka mengenakan masker dan berusaha tetap menjaga jarak.
Lusi, humas Aliansi Rakyat Bergerak mengatakan aksi unjukrasa dilakukan karena DPR melanggar persetujuan saat sebelumnya dilakukan unjukrasa 16 Juli lalu. DPR ingkar, karena tetap membahas Omnibuslaw Cipta Kerja di masa reses yang tak sesuai dengan kesepakatan dengan rakyat.
“Di masa reses kemarin, DPR tetap memaksa melakukan pembahasan RUU Omnibuslaw. Kami merasa hal ini urgent untuk kami turun ke jalan menjegal RUU Omnibuslaw ini,†tegasnya.
Aliansi Rakyat Bergerak menurut Lusi juga menyoroti upaya-upaya memaksakan narasi positif dari Omnibuslaw dengan menggandeng influencer. “Kami ingin tegaskan pernyataan influencer dan survei yang dikeluarkan itu, masih ada yang menolak,†imbuhnya.
Sebelumnya diketahui salah satu musisi yang juga influencer Ardhito Pramono menyampaikan klarifikasi karena sempat mengeluarkan narasi terkait Omnibuslaw Cipta Kerja. Ardhito mengaku dibohongi oleh publicistnya yang tak mengatakan narasi dalam kontennya berhubungan dengan RUU Omnibuslaw.
Ardhito menyatakan dengan tegas melalui akun twitternya mengembalikan seluruh uang yang didapat dari postingan konten tersebut. Netizen pun ramai-ramai mengapresiasi langkah Ardhito dan meminta musisi tersebut lebih berhati-hati ketika menerima tawaran kerjasama konten. (Fxh)