sleman

Limbah Tas Kresek Diubah Jadi Bahan Campuran Aspal

Kamis, 14 Februari 2019 | 19:09 WIB
Muslim Mahardika bersama mahasiswa Fajar Yulianto saat memperagakan cara kerja mesin pencacah plastik kresek (Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Penyebaran sampah plastik saat ini menjadi persoalan serius di bumi. Indonesia bahkan menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah plastik lantaran ketergantungan masyarakat masih tinggi pada penggunaan plastik. 

Sejak awal 2018 lalu, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pun gencar mencari cara mendaur ulang sampah plastik menjadi hal lain yang lebih bermanfaat. Salah satunya yakni menggunakan cacahan plastik kresek sebagai campuran pembuatan aspal. 

Hal ini ditangkap oleh peneliti UGM dari Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik. Dr Muslim Mahardika, salah satu peneliti membuat mesin pencacah plastik yang terbilang cukup sederhana namun memiliki fungsi menarik. 

Muslim kepada wartawan Kamis (14/2/2019) mengatakan mesin buatannya memiliki enam komponen utama yakni tempat tampungan cacahan plastik kresek, motor listrik, roda gila, belt, poros serta pisau statis dan dinamis. “Mesin ini bisa mencacah plastik hingga ukuran 0,5 sentimeter dengan daya rendah yakni 2-5 horse power,” ungkapnya saat ditemui di Lab Teknologi Mekanik FT UGM. 

Cara kerja mesin ini menurut Muslim menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan melalui fan belt sehingga poros pisau mencacah plastik dengan roda gila. “Mesin ini kita desain sederhana agar mudah dioperasikan, jadi masyarakat tidak perlu pelatihan mendalam karena mudah,” sambungnya. 

Temuan peneliti UGM ini telah digunakan Kementrian PUPR untuk diproduksi secara massal. Melalui PT Barata, saat ini 187 unit telah tersebar di seluruh Indonesia untuk dioperasikan kelompok bank sampah. 

“Beberapa lokasi seperti di Kulonprogo sudah menggunakan di mana mereka (kelompok bank sampah) harus menyetorkan cacahan plastik kresek ke Kementrian PUPR sebagai campuran aspal. Sekarang plastik kresek punya harga Rp 2 ribu perkilogramnya padahal dulu pemulungpun tak mau,” ungkapnya lagi. 

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB