SLEMAN, KRJOGJA.com - Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan angka kemiskinan di tanah air pada tahun 2019 akan berada pada angka 9,3 hingga 9,5 persen. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada bulan Maret 2018 angka kemiskinan ada pada kisaran 9,8 persen.
"Target kemiskinan tahun depan kalau kita disiplin dan konsisten dengan program itu, akan (berada pada) 9,3 hingga 9,5 persen pada akhir tahun 2019. Saya sangat optimis dengan pencapaian itu," tegas Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita usai melaksanakan Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sosial Pangan Direktorat Penanganan Fakir Miskin Perkotaan Wilayab II Tahun 2018 yang digelar di The Rich Jogja Hotel, Rabu (08/11/2018).
Untuk mewujudkan terget tersebut, Mensos mengungkapkan tak ada perubahan dalam program-program yang diberikan nantinya. Hanya saja menurut Agus Gumiwang indeksnya saja yang nantinya akan diperbesar.
Mensos juga mengatakan besaran anggaran untuk tahun depan akan dinaikkan, khususnya bagi bantuan sosial (bansos). Dari tahun ini sebesar Rp 43,2 triliun maka pada 2019 akan bertambah menjadi Rp 58,9 triliun.
"KPM (Keluarga Penerima Manfaat) sama, Rp 10 juta untuk PKH (Program Keluarga Harapan) dan Rp 15,6 juta untuk BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Cuma indeksmya yang kita tingkatkan, itu untuk mmpercepat saudara-saudara kita keluar dari garis kemiskinan," tambahnya.
Agus Gumiwang juga menegaskan, kementerian yang dipimpinnya akan mengembangkan inovasi dengan menggunakan teknologi dalam penyaluran bantuan. Hal ini bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah dalam proses penyaluran nantinya kepada masyarakat.
"Kita harus perlu ada inovasi-inovasi dengan teknologi yang kita sebut Biometrik. Kita harapkan para KPN ketika mereka mebelanjakan dananya memakai sistem face recognition, tak lagi memasukkan PIN," jelasnya. (Van)