"AYO..-ayo, tarik kencang"
"Awas jangan sampai lebih dari tiga orang dalam satu kotak. Lari-lari. Terus. Yeeee..."
TERIAKAN suporter terus diberikan. Mereka memberikan dukungan kepada teman satu kantor yang sedang ikut lomba. Bukan sepakbola, bola volly atau bulu tangkis. Melainkan permainan tradisional. Seperti'gobak sodor', tarik tambang, egrang dan bakiak.
Pesertanya bukan anak-anak atau remaja. Melainkan pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemda Sleman. Bertempat di Lapangan Pemda, kegiatan ini merupakan serangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73. Setidaknya ada 800 pegawai yang ikut dalam kegiatan ini.
Sesuai namanya, permainan tradisional. Ternyata sebagian besar dari mereka lupa tentang aturan permainan. Seperti saat 'gobak sodor'. Banyak dari peserta yang tidak tahu, sehingga justru menguntungkan pihak lawan. Sebab, ada yang hanya berdiri saja di garis dan terkesan sengaja membiarkan agar lawan lewat.
Anggita misalnya, Pegawai dari Dinas Perhubungan (Dishub) tersebut mengaku terakhir bermain 'gobak sodor' saat usia SMP dulu. Itupun juga saat ikut 17-an. Dia mengaku masih ingat dengan aturan permainan 'gobak sodor'. "Masih ingat aturan mainnya. Tapi mungkin lebih ke ketrampilannya saja yang kurang. Karena sudah lama tidak bermain," katanya.
Asisten Sekda (Asekda) III Bidang Administrasi Umum Arif Haryono mengatakan, permainan tradisional itu merupakan peninggalan nenek moyang dan mengandung makna yang amsih relevan untuk saat ini. Khususnya dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Karena sebagian besar lomba itu membutuhkan kerjasama dari setiap personilnya. (Awh)