SLEMAN, KRJOGJA.com - Tingginya pengguna internet di Indonesia ternyata tidak sebanding dengan budaya membaca atau literasi. Dampaknya, banyak pengguna internet yang asal 'share' saja setiap informasi yang masuk tanpa terlebih dahulu membaca. Padahal tidak sedikit informasi tersebut adalah tidak benar atau hoax.
Berdasarkan data digital Indonesia, dari 262 juta penduduk, 51 persen atau 132,7 juta adalah pengguna internet dan didominasi generasi muda. Dari jumlah itu 106 juta aktif di media sosial. Tingginya pengguna internet tersebut jika tidak dibekali dengan literasi, akan mudah memunculkan perang siber.
"Media sosial saat ini sangat rawan konflik. Karena masyarakat cenderung asal share saja terkait informasi yang mereka dapat. Tanpa dibaca terlebih dahulu isinya apa dan bagaimana," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sleman Intriati Yudatiningsih dalam Focus Group Discussion ‘Peran Media Informasi dalam Membangun Kerukunan Kehidupan Dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara’ yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sleman di Unit I Pemda Sleman, Rabu (24/1).
Menurutnya, anak muda sekarang itu cenderung malas membaca media resmi. Karena mereka lebih percaya apa kata orang lain. Hal ini juga menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah.
Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Octo Lampito MPd menuturkan, pers dalam melakukan pemberitaan itu harus independen. Meski pada dasarnya pers itu tidak punya agama, alat untuk mencapai tujuan. Hanya saja saat ini sejumlah media memiliki kelemahan. Terutama jika sudah afiliasi politik.
"Hal ini membuat pembaca maupun penonton menjadi bingung. Selain itu pemberitaanya juga cenderung hanya di permukaan saja dan bisa menimbulkan salah pengertian. Apalagi saat ini banyak bermunculan media baru yang tidak jelas. Baik dari pemberitaan maupun sumber daya manusianya,†kata Octo.
Dampak dari maraknya medsos juga dirasakan dari kepolisian. Banyak transaksi narkoba, judi hingga porstitusi yang saat ini dilakukan melalui media sosial. contohnya judi. Jika sebelumnya orang mau pasang togel itu direkap menggunakan kertas yang panjang, sekarang cukup dengan mengirim pesan singkat saja. (Awh)