sleman

Penutupan 'Teteg' Janti, Pemerintah: Ini Demi Keselamatan Masyarakat

Selasa, 31 Oktober 2017 | 17:51 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Kementrian Perhubungan melalui Ditjen Perkeretaapian Selasa (31/10/2017) menutup perlintasan sebidang di Janti tepatnya bawah fly over. Namun demikian, semua masyarakat yang tinggal di dua padukuhan yakni Janti dan Karangbendho menolak adanya penutupan akses satu-satunya warga di dua kabupaten berbeda (Bantul-Sleman) tersebut.

Edi Nursalam Direktur Keselamatan Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kemenhub yang mengunjungi lokasi Selasa (31/10/2017) siang berharap adanya penyesuaian masyarakat terkait penutupan perlintasan. Pemerintah menurut dia tidak ingin lagi terjadi kecelakaan melibatkan kereta api dengan masyarakat yang kebetulan melintas di perlintasan sebidang.

“Ini kami lakukan untuk masyarakat, kami berusaha menutup perlintasan sebidang agar resiko kecelakaan semakin kecil. Kita tentu sama-sama prihatin ketika mendengar berita setiap hari ada saja yang tertabrak kereta api, kami berharap masyarakat memahami hal ini apalagi di Janti ini kan sudah ada flyovernya,” ungkap Edi.

Meski demikian, Edi mengamini bawasanya pihak Dinas Perhubungan kurang dalam pemberitahuan pada warga masyarakat lantaran masih banyak yang terpaksa berputar arah karena tak tahu perlintasan Janti telah ditutup. “Rambu atau papan pemberitahuan harusnya sudah terpasang jadi masyarakat bisa tahu,” sambungnya.

Sementara ketika disinggung mengenai protes masyarakat sekitar, Edi mengungkap bahwa ada jalur yang bisa ditempuh misalnya saja melalui DPRD atau perwakilan masyarakat setempat. Namun untuk membuka kembali, menurut dia sangat sulit untuk dilaksanakan lagi.

“Kalau hanya protes di lokasi kan tidak akan didengar, jadi bisa melalui RT-RW kemudian DPRD, kalau diundang pasti kami akan datang. Tapi untuk membuka lagi sepertinya tidak bisa, apa mau dipasang palang pintu lagi. Kalau memang perlu sekali dorong saja pakai anggaran daerah membangun under pass,” lanjutnya.

Sebelumnya, Dulhadi, Ketua RT 10 Padukuhan Janti Caturtunggal Depok Sleman menilai penutupan perlintasan belum melalui tahapan kajian baik sosial maupun ekonomi. “Masyarakat belum dapat solusi baik secara sosial maupun ekonomi, kok tahu-tahu ditutup meski bilangnya ujicoba. Warga banyak yang mengeluh karena ini akses utama,” ungkapnya.

Berdasar pantauan lapangan KRjogja.com, masyarakat terutama yang berada di sekitar perlintasan merasa kesulitan untuk melintas lantaran harus memutar cukup jauh. Beberapa bahkan nekat menggotong sepeda motor melintasi perlintasan karena merasa sangat jauh untuk sekedar mengambil jalur memutar. (Fxh)

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB