HIMPUNAN mahasiswa Arsitektur Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) bersama Pendhapa Art Space (PAS), menggelar pameran tentang Texture 2023 bertajuk ‘Create your Working Style With the New Lifestyle’. Pameran digelar di PAS Jalan Lingkar Selatan Tegal Krapyak, Panggungharjo, Sewon Bantul, berlangsung seminggu dari Minggu, 30 Juli hingga Sabtu, 5 Agustus 2023,buka mulai pukul 10.00-20.00, terbuka untuk umum.
Ketua Panitia Pameran Texture 2023 Dessy Putri Rahmawati mengatakan, bahwa arsitek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perubahan perilaku dan gaya hidup seseorang melalui interpretasi lingkungan arsitektural. Lingkungan tersebut, dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika terjadi Pandemi Covid-19, telah mempengaruhi berbagai lini kehidupan. Termasuk bidang arsitektur, dalam berkarya arsitek tentu perlu beradaptasi dengan situasi pandemi. Misalnya, dalam merancang tempat kerja yang terintegrasi dengan tinggal. Selain itu, pandemi juga telah membawa perubahan dalam desain ruang <I>coworking space<P> untuk memenuhi protokol kesehatan dan menerapkan jarak fisik. “Karena itu, <I>coworking space<P> menawarkan fleksibilitas dalam bekerja dan belajar, serta berpotensi mengurangi aktivitas perkantoran dan polusi udara melalui pendekatan tempat kerja yang komprehensif,” papar Dessy.
Direktur PAS Ganes Satya mengungkapan, bahwa keberadaan Pendhapa Art Space salah satu ruang publik seni dan budaya sangat terbuka bersinergi dengan lintas komunitas seni, lembaga, perguruan tinggi untuk menyelenggaraan kegiatan bersama. PAS, ruang publik seni dan budaya yang didirikan oleh seniman pematung Dunadi, menyediakan fasilitas untuk penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya bagi para seniman dan masyarakat.
Selain memiliki ruang galeri pameran seni dan ruang pertunjukan, PAS memiliki ruang latihan, alat musik gamelan, fasilitas panggung terbuka, taman patung untuk pesta kebun. Selain itu, PAS juga dilengkapi fasilitas PAS Podjok Coffee & Eatery dan Limasan Homestay (rumah tradisional Jawa) untuk mendukung seluruh kegiatan. “PAS merupakan destinasi wisata seni yang lengkap. Pengunjung bias menginap, sekaligus berkarya membuat karya seni, melihat pertunjukan seni, menikmati pameran lukisan dan patung. bahkan berdiskusi dengan para seniman.” kata Ganes.