SLEMAN (KRjogja.com) - Temuan baru terkait fakta yang terjadi selama Great Camping maut Mapala kembali disampaikan pihak rektorat UII, Selasa (24/1/2017) petang. Pihak kampus melalui tim investigasi menemukan pengakuan adanya pemukulan menggunakan ranting yang dilakukan panitia kegiatan tersebut.
Muzayin Nazaruddin, anggota Crisis Center UII mengungkap pihaknya mendapatkan keterangan tersebut dari panitia kegiatan yang langsung diinterogasi. Menurut dia, panitia mengakui adanya pemukulan menggunakan ranting dan bukan rotan seperti yang beredar beberapa hari terakhir.
"Panitia yang kami temui mengatakan bahwa dengan ranting dan bukan digebuki dengan rotan. Namun demikian kami masih akan dalami info sedetailnya terkait hal ini, seberapa sering frekuensinya dilakukan," ungkapnya.
Pihak kampus ditambahkan Wakil Rektor I Ilyas Fajar Mahardika tetap akan melalukan pendampingan pada para panitia yang juga merupakan mahasiswa aktif UII. "Orangtua panitia juga mulai resah dan kami tetap akan lakukan pendampingan, namun bukan berarti juga kita sembunyikan fakta," terangnya.
Sebelumnya ibu almarhum Syaits Asyam yang mendengar langsung keluhan sang anak sebelum ajal mengungkap adanya kekerasan pemukulan dengan rotan oleh salah satu orang bernama Yudi. Sembari terbata lantaran nafas yang sulit, diakui Sri Handayani sang anak sempat menyebut disabet dengan rotan di bagian punggung hingga dirasakan sangat sakit.
"Anak saya bilang merasa sakit di punggung dan bagian leher karena disabet menggunakan rotan bilang oleh Yudi. Saya tulis di kertas dan itu yang saya catat sebelum kemudian dia meninggal dunia," ungkapnya ketika ditemui di kediaman kawasan Jetis Caturharjo Sleman Senin (23/1/2017) lalu.
Hingga Rabu (25/1/2017) tim investigasi UII dan kepolisian terus mendalami fakta-fakta baru yang ditemukan dalam Great Camping maut Gondosuli Tawangmangu yang menewaskan tiga mahasiswa UII. Banyak pihak termasuk keluarga almarhum menanti hasil penyelidikan tim internal dan eksternal tersebut. (Fxh)