SLEMAN (KRjogja.com) - Pihak Rektorat Universitas Islam Indonesia (UII) Selasa (24/1/2017) memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan luar ruangan (outdoor) kampus hingga waktu yang tak ditentukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memfokuskan investigasi dan evaluasi atas kegiatan Great Camping Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi yang menelan korban jiwa tiga mahasiswa.
Rektor UII, Dr Ir Harsoyo menegaskan pihak kampus secara resmi menghentikan seluruh kegiatan luar ruangan baik untuk Mapala maupun organisasi lain yang ada di bawah payung UII. Menurut Harsoyo, keputusan tersebut diambil usai adanya rapat bersama sivitas akademika bersama tim investigasi dugaan penganiayaan mahasiswa.
"Kami bekukan kegiatan outdoor di Mapala maupun lainnya yang ada di UII sampai waktu yang ditentukan. Kami ingin investigasi selesai terlebih dahulu," ungkapnya.
Pihak kampus menurut Harsoyo juga akan melakukan evaluasi terhadap seluruh standar operasional kegiatan yang dilakukan di kampus UII. "Ini juga kami lakukan untuk evaluasi ke dalam, secara total akan kami benahi," imbuhnya.
Sebelum kejadian Great Camping maut tersebut dilaksanakan, pihak kampus sendiri mengaku mempercayakan konten pelatihan pada organisasi Mapala Unisi. Kampus menilai organisasi tersebut sudah sangat berpengalaman karena dibentuk sejak 1974 lalu.
"Kami percayakan metode dan materi pendidikan dasar pada Mapala karena memang organisasi ini sudah punya kemampuan dan pengalaman terbukti dari pembentukan sejak 1974 dan kerap terjun dalam evakuasi seperti Merapi dan Purworejo. Namun demikian, kejadian ini tetap menjadi bahan evaluasi dan Mapala kami bekukan," tegas Harsoyo.
Sebelumnya diberitakan 35 mahasiswa berbagai fakultas di UII mengikuti pendidikan dasar Great Camping ke-37 selama satu pekan hingga 21 Januari 2017. Namun demikian, tragedi terjadi saat tiga mahasiswa meninggal dunia usai mengikuti kegiatan di lereng Gunung Lawu Tawangmangu Jawa Tengah ini.
Di tubuh mereka ditemukan bekas-bekas luka dan patah di beberapa bagian tubuh yang diduga terjadi akibat tindak kekerasan seniornya. Namun demikian, hal tersebut masih didalami baik dari pihak kampus dan polisi usai orangtua korban merasa tak terima dengan kematian tiba-tiba anak-anaknya. (Fxh)