sleman

Penanganan Bencana Nuklir Perlu SOP Khusus

Sabtu, 10 September 2016 | 15:22 WIB

SLEMAN (KRjogja.com) - Simulasi bencana kegagalan teknologi nuklir akibat meledaknya bom di kawasan reaktor BATAN Yogyakarta, Sabtu (10/9/2016) membutuhkan koordinasi lintas sektoral dan Standar Operasional Prosedur (SOP) tersendiri. 

Di saat simulasi tepat 25 menit setelah ledakan, petugas mulai berdatangan ke kawasan BATAN. Di dalam lokasi, karyawan dan korban selamat berusaha dievakuasi oleh petugas keamanan BATAN yang memang telah memiliki standar tersendiri. 

Namun, pertolongan korban luka dan meninggal dunia baru dapat dilakukan setelah tim evakuasi mengecek keadaan reaktor dan angka kontaminasi radioaktif yang bahkan dapat terbawa angin. Baru sekitar 1,5 jam usai ledakan para korban bisa dievakuasi keluar dari kawasan reaktor dan mendapatkan pertolongan di pusat medis dan RSUP Dr Sardjito sebagai rujukan. 

Petugas pertama yang masuk dan menggunakan pakaian anti radiasi pun ternyata memiliki resiko tinggi terpapar. Mereka pun membutuhkan penanganan khusus dari tim evakuasi karena bisa tak sadarkan diri. 

"Dalam simulasi tadi juga ada beberapa tim yang terpapar meskipun pakai pakaian anti radiasi, ini juga kita antisipasi. Memang butuh SOP tersendiri agar petugas tahu betul cara menangani bencana nuklir ini, lokasi harus dipastikan steril baru kita bisa masuk dan menolong korban, ini penting diketahui seluruh anggota," ungkap Danang Syamsuk penanggungjawab simulasi dari BPBD DIY. 

Penanganan bencana sendiri ditargetkan selesai pada 12 jam pertama untuk sterilisasi dan penanganan korban. Namun demikian, tanggap darurat sendiri bisa dilaksanakan hingga 72 jam atau berdasarkan hasil evaluasi di lapangan. (Fxh)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB