sleman

Pengolahan Limbah Organik dengan Memanfaatkan Maggot

Jumat, 15 Desember 2023 | 19:59 WIB
Area Departement Head DIY, Wibowo Pramonto (kiri) dan Branch Head Sleman II, Vembri Darmawan (kanan)

Krjogja.com - SLEMAN - Penutupan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Piyungan berdampak pada menumpuknya sampah pada Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Pemandangan sampah di jalanan kini mudah di ditemui, disamping merusak pandangan tentunya juga akan mengganggu kesehatan lingkungan sekitar.

Hal ini juga di dialami oleh lingkungan sekitar FIFGROUP Cabang Sleman II dimana terlihat tumpukan sampah di beberapa titik. Berangkat dari kondisi tersebut, FIFGROUP Cabang Sleman II berinisiatif untuk memulai sebuah gerakan yang dinamakan Green-Resource Organic Waste Treatment Hero (GROWTH).

Gerakan ini bertujuan untuk membangun kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga organik secara mandiri. Pengolahan limbah organik ini dilakukan menggunakan metode organik dengan memanfaatkan Maggot (larva lalat Black Soldier) sebagai pengurai.

Pengelolaan limbah organik ini menjadi penting karena pengelolaan sampah yang saat ini dilakukan masih terbatas pada pengelolaan sampah anorganik melalui bank sampah yang bayak tersebar di titik-titik lingkungan.

"Pelatihan ini diharapkan dapat membantu masyarakat di ring 1 kantor FIFGROUP Cabang Sleman II untuk menjadi pelopor warga-warga yang lain agar dapat mengolah Limbah Sampah Organik yang ada di Rumah Tangga. Melalui ini, kami juga berharap agar tumpukan sampah yang berada di Wilayah Yogyakarta dapat berkurang,” ucap Branch Head FIFGROUP Sleman II, Vembri Darmawan.

Pemateri dari Maggot BSF Sleman, Sus Endarto juga mengapresiasi atas kepedulian terhadap penangkanan sampah di Yogyakarta. Program GROWTH dijalankan secara piloting selama bulan Oktober - Desember 2023 diikuti oleh 15 Keluarga di RW 11, Padukuhan Rogoyudan, Kecamatan Mlati, Sleman, DI Yogyakarta. Dalam menjalankan program ini turut menggandeng Maggot BSF Sleman sebagai Fasilitator.


Dalam menjalankan program, peserta diberikan peralatan untuk menampung limbah sampah organik dan 5 gram baby maggot. Peserta juga diberikan pelatihan bagaimana mengolah sampah tersebut menggunakan media maggot. Peserta yang sudah mendapatkan pelatihan, dapat mulai mengolah sampah organik yang dihasilkan dari rumah masing-masing selama 15 hari.

Pada hari ke 12-15, tim akan mengambil maggot untuk ditimbang, diserahkan ke pabrik maggot utuk diolah kembali. Peserta juga diberikan baby maggot untuk pengolahan batch ke-2.

Selama periode program ini berhasil mengelola kurang lebih 684 kilogram sampah organik melalui 115 gram baby maggot. Program ini yang pada awalnya bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran kepada warga agar mampu mengelola sampah organiknya secara hijau.

Namun pada akhir program ada warga yang memang tertarik untuk melanjutkan aktivitas ini secara mandiri karena merasakan secara langsung manfaat dari program ini.

“Benar-benar sangat membantu warga RW 11 Rogoyudan dalam mengurangi sampah organik. Saya sangat berterima kasih, selain mengolah sampah Organik ternyata dengan membudidayakan maggot di rumah saya bisa mendapat Ilmu baru dan pengalaman baru,” ucap Sudiyono selaku Ketua RW 11 Rogoyudan. (*)

 

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB