sleman

Kepanewon Seyegan dan YAKKUM Lakukan Agregasi dan Pendampingan Orang dengan Disabilitas Psikososial

Kamis, 21 Maret 2024 | 09:10 WIB
Kordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat di Kepanewon Seyegan. Foto: Risbika Putri

 

KRjogja.com, Sleman- Kesehatan jiwa membutuhkan support dari semua lintas sektor. Hal itu disebabkan oleh semakin komplek masalah mulai personal, lingkungan ,dan masyarakat.

Peran pamong dan organisasi masyarakat tentu dibutuhkan dalam internalisasi dan sosialisasi. Merujuk permasalahan tersebut, Kepanewon Seyegan bersinergi dengan Pusat Rehabilitasi Yakkum bersinergi dalam penanganan masalah kesehatan jiwa.

Hal itu tertuang melalui Kordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) pada Rabu (20/3/24) di Kantor Kepanewon Seyegan. Kegiatan tersebut mempertemukan para pamong, pokja, dan pemerhati kesehatan jiwa.

Panewu Seyegan, Samino menuturkan bahwa problematis kejiwaan memiliki potensi di mana dan bisa terjadi pada siapapun. Harapannya  bisa segera tertangani dari edukasi masyarakat. 

"Melihat potensi yang ada, kami memetakan orang dengan disabilitas psikososial (ODPP) untuk diberikan treatment. Jadi ada tahap awal ada pemetaan, kemudian nanti juga akan ada mengambil opsi-opsi penanganan yang diperlukan," tutur Samino.

Ia menambahkan, secara umum di masyarakat penyebab gangguan kejiwaan itu bisa bermacam macam.

Jadi untuk melihat detailnya , harus melakukan survei karena  tidak bisa justifikasi satu kondisi tertentu. Bahkan sebutan gangguan kejiwaan ada persepsi yang salah di masyarakat, bahwa gangguan jiwa itu sering diidentikkan dengan gila.

"Jadi yang dimaksudkan di sini lebih kepada orang-orang yang kehidupan awalnya itu normal, tapi karena suatu kejadian tertentu bisa menjadi sakit secara mental, seperti tekanan batin, kemudian bisa depresi, dan sebagainya. Di situlah orang orang yang sebenarnya masuk kategori ODPP. Nah, treatment dilakukan supaya ada penyembuhan,"ungkapnya kembali.

Kepala Jawatan Sosial Kepanewon Seyegan, Subagyo Rahayu juga menuturkan pihaknya sudah melakukan semacam tindakan preventif.

"Ada masalah di keluarga misalnya, kita selalu menyarankan mengarahkan untuk terkait dengan apa penyelesaian bisa konseling psikolog di puskesmas. Dan selama ini kami bersinergi dengan YAKKUM di tahun kedua. Kami melakukan pendampingan di 2 kelurahan di Margomulyo dan Margoluwih yang dijadikan sample teman-teman dari YAKKUM dalam pendampingan terkait dengan penanganan ODPP," ucap Subagyo.

Project manager CEPLERY dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Siswaningtyas Nugraheni mengatakan Yogya masih banyak masyarakat yang melakukan tindakan pasung kepada anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

“Kasus pemasungan pun juga masih terjadi. Jadi meskipun ada pemasungan yang sudah balik ada rujukan ke rumah sakit tapi akhirnya juga kembali dipasung di rumah,"ucap Tyas.

Ia berharap adanya peningkatan dalam pendampingan keluarga, serta kesadaran penerimaan masyarakat kepada OGDJ. Hal itu dikaitkan dengan pengobatan tidak hanya berhenti pada sisi pengobatan medis, tetapi juga intervensi di sektor sosial. 

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB