sleman

Kelompok Bermain Inklusif GANTARI, Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:25 WIB
Caption: Kelompok Belajar Inklusif GANTARI ( Foto: Risbika Putri)


Krjogja.com - Sleman - Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRYAKKUM) menggelar acara Ngabuburit bareng GANTARI di Jalan Kaliurang Km 13.5, Ngaglik, Sleman pada 27 Maret 2024. Kegiatan tersebut seturut meresmikan Kelompok Bermain (KB) Inklusif Gantari. Acara ini melibatkan oleh 80 orang tua anak usia 2-5 tahun, Pemerintah Kalurahan setempat, dan masyarakat umum.

Adapun kegiatan Talkshow berjudul “Inklusif, Menyinari, Menginspirasi” dengan menghadirkan Dokter Spesialis Anak, Psikolog Anak, Akademisi Sekolah Inklusif dan testimoni dari Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus. Kegiatan tersebut memberikan edukasi masyarakat pendidikan pendidikan inklusi, tahap perkembangan anak, stimulasi dan pengasuhan anak usia dini.

Saat ini, KB Inklusif Gantari memiliki siswa siswi kurang lebih berjumlah 20 anak ngeliputi 14 anak non berkebutuhan khusus dan 6 anak berkebutuhan khusus.

Kepala Bagian HRD Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Isti Lanjari mengatakan bahwa sejak tahun 2021, PRYAKKUM mulai membuka KB Inklusif Gantari bertujuan untuk bisa mendidik anak-anak agar dapat mengenal inklusivitas sejak dini.

"Mengenalkan anak sejak dini terkait pendidikan inklusi, bagaimana cara berbagi, menolong, dan melihat perbedaan sejak dini. Pesan saya terhadap pada orang tua, jangan takut untuk menyekolahkan anaknya di sekolah inklusif karena disabilitas tidak menular,"ucap Isti.

KB Inklusif Gantari yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini berkebutuhan khusus dan non berkebutuhan khusus tanpa membedakan latar belakang agama, sosial, budaya, ekonomi, dan kondisi anak.

"Sekolah inklusif mengacu pada kurikulum merdeka, dengan tetap menyesuaikan kemampuan masing-masing individu pada anak. Terdapat kelas inklusi, kelas bermain outdoor dan indoor, serta kelas individual bagi anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk memberikan stimulasi lebih pada motorik dan sensoriknya,"tambahnya.

Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Sleman, Insan Yudanarto menuturkan pihaknya mengapresiasi adanya KB Gantari yg taglinenya inklusif, menyinari, menginspirasi.

"Kami dari dinas pendidikan siap mensupport terkait proses belajar mengajar KB Inklusif Gantari. Tidak ada anak diciptakan sama. Dengan tidak sama, maka diciptakan pembelajaran yang sesuai dengan anak. Kita menyesuaikan kebutuhan anak dan kompetensi yang ada pada anak tersebut,"ucap Insan Yudanarto.

Ketua Departemen PLB UNY, dr. Sukinah selaku narasumber acara menuturkan belajar di sekolah Inklusi merupakan hal saling melengkapi. "Semua anak punya kekhasan yang berbeda. Keuntungannya dari sisi orang tua, kita harus selalu bersyukur karena setiap anak punya keunikan. Dengan kita mengamanahkan anak-anak belajar lebih dini tentang keberagaman. Anak tidak selalu menghadapi sesuatu yang seragam. Anak akan sangat banyak belajar tentang value dan karakter anak. Anak kita akan jadi role model anak yg lain ketika anak kita tidak ada masalah. Jadi tidak perlu takut untuk menyekolahkan anak di sekolah inklusi.” - dr. Sukinah.

Salah satu orang tua anak berkebutuhan khusus, Weldian Cicana memilih sekolah anak di sekolah Inklusi karena guru lebih sabar dengan anak. "Saya ingin anak saya mengenal kondisi masyarakat. Tidak semua harus sesuai dengan yang kamu harapkan. Tidak semua orang bisa bicara dengan baik, cara komunikasi berbeda. Saya ajarkan anak untuk tidak ideal. Di sekolah inklusif, anak lebih banyak bisa toleransi dengan keadaan sekitar,"tandasnya. (*3)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB