Krjogja.com - YOGYA - Momen Lebaran menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan menikmati olahan makanan khas seperti ketupat opor ayam, sambal goreng hingga minuman yang hampir semuanya manis. Ketika dikonsumsi berlebih, maka makanan dan minuman itu akan menimbulkan dampak kurang baik bagi tubuh.
Kepala Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY, dr Woro Umi Ratih mengatakan dari tahun ke tahun warga DIY selalu mengalami persoalan kesehatan justru setelah momen hari raya Idul Fitri. Konsumsi makanan berlebihan menjadi penyebab munculnya beberapa penyakit yang bersifat degeneratif.
Baca Juga: Ratcliffe Contek Kesuksesan Tetangga, Uniter Beraroma City
"Paling banyak yang kami cek itu Diabetes, Hipertensi, Asam Urat dan Kolesterol. Seminggu setelah Lebaran akan muncul biasanya dan banyak yang mengecek dan ditemukan," ungkapnya pada wartawan usai Forum Konsultasi Publik di kantornya, Rabu (3/4/2024).
dr Woro menghimbau masyarakat DIY untuk memperhatikan asupan dan pola makan pada masa libur Lebaran nanti. Selain itu harus pula diimbangi dengan olahraga.
Baca Juga: Berlagak Todongkan Airgun, Pemuda Ini Ditangkap Patroli Samapta
"Ini memang menjadi penyakit yang rutin muncul setiap tahun setelah Lebaran. Di sisi lain kami juga berharap masyarakat untuk tidak takut cek kesehatan, agar penyakit bisa terdeteksi sejak awal, jangan menunggu ada gejala," sambungnya.
BLKK DIY sendiri mengungkap penyakit degeneratif di DIY masih mendominasi dari tahun ke tahun. Rentang usia penderita pun semakin muda, misalnya Diabetes yang kini ditemukan pada warga berusia 20-an tahun.
Baca Juga: Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online
"Diabetes, biasanya terkait pola makan. Dari yang cek up, kami tangani masih muda tapi punya gejala. Tren usia 30-an sudah kena bahkan ada yang 20 tahun. Kalau tak diterapi tepat maka bisa dampak komplikasi nantinya lebih buruk. Kami edukasi cek up jangan tunggu tua tapi sejak muda, agar ketahuan lebih dini bisa ditangani dengan baik," pungkasnya. (Fxh)