sleman

  Sambangi Kader di DIY, BKKBN Kuatkan Komitmen Turunkan Stunting

Minggu, 16 Juni 2024 | 09:00 WIB
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo saat memberikan materi dalam Bimbingan Teknis Penguatan Komitmen Pengelola Tenaga Lini Lapangan Percepatan Penurunan Stunting, Sabtu (15/6/2024). Foto : Antri Yudiansya

 

KRJogja.com, SLEMAN - Dalam rangka meningkatkan efektivitas serta mengevaluasi program percepatan penurunan stunting di DIY, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) DIY menggelar Bimbingan Teknis Penguatan Komitmen Pengelola Tenaga Lini Lapangan Percepatan Penurunan Stunting, Sabtu (15/6/2024).

Berlangsung di Ballroom Sleman City Hall (SCH) Sleman, bimbingan teknis melibatkan 1500an orang dari penyuluh keluarga berencana, kader TPK dari 438 kalurahan di DIY dan Satgas Stunting. Hadir sebagai pembicara Kepala BKKBN Republik Indonesia (RI), Dr dr Hasto Wardoyo serta Psikolog dan Motivator, Veny Hidayat MPsi. 

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan angka stunting masih cukup tinggi, sehingga membutuhkan kerja yang efektif, serta membutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif dari tenaga lini lapangan dalam mengimplementasikan program untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. 

Hasto menambahkan, gizi sudah melimpah ruah, hanya saja masyarakat masih sangat kurang memperhatikan muatan gizi. Sebagai contoh, ikan lele dan daging sapi, kandungan gizi lebih banyak di ikan lele. Tapi masyarakat, masih menganggap daging sapi yang harganya cukup mahal menjadi sumber gizi yang lebih besar. 

Ia menambahkan, keluarga menjadi tameng kesehatan mental. Hal inipun harus dipahami betul oleh masyarakat. Ada beberapa indikator dalam pembangunan keluarga dari tiga dimensi yakni ketentraman, kemandirian dan kebahagiaan. Dari dimensi ketentraman seperti pelaksanaan ibadah, kepemilikan akta nikah, kepemilikan jaminan kesehatan. 

Sedang dari dimensi kemandirian seperti kepemilikan sumber penghasilan, makanan beragam, rumah yang layak, kepemilikan tabungan, anak yang tidak putus sekolah. Di dimensi kebahagian bisa dicerminkan dalam interaksi yang berjalan tiap hari, pengasuhan anak bersama, berekreasi bersama dan kesertaan dalam kegiatan sosial. 

Dalam UU no 10 1992, terdapat delapan fungsi keluarga yakni agama, budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, ekonomi dan lingkungan.  Keluarga yang kuat dan berkualitas dapat tercermin dengan berjalannya semua fungsi tersebut. (Yud) 

 
 
 

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB