KRJogja.com, YOGYA - Doktor Pendidikan Agama Islam ke-15 berhasil dilahirkan dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Gelar Doktor PAI berhasil diraih Moh Solikul Hadi dengan disertasi berjudul 'Pengembangan Model Pendidikan Agama Islam Era Masyarakat 5.0 di SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adisutjipto Yogyakarta' saat Ujian Promosi Doktor, Selasa (2/7/2024) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, bertindak sebagai Ketua Sidang Dekan FITK Prof Dr Sri Sumarni MPd didampingi Dr Nur Saidah MAg (Dosen FITK). Kedua promotor yang juga Guru Besar FITK, Prof Dr Sutrisno MAg dan Prof Dr Sukiman SAg MPd. Penguji terdiri dari Prof Dr Maragustam MA, Dr Karwadi MAg, Dr Zainal Arifin Ahmad MAg (ketiganya dari FITK) dan Prof Dr Siswanto Masruri MA (Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan).
Disertasi yang berhasil dipertahankan tersebut menggunakan metode Research and Development sehingga peneliti tidak hanya melakukan investigasi atas pertanyaan penelitian. Tapi juga melakukan pengembangan terhadap sebuah produk penelitian. Pada gilirannya menawarkan solusi model PAI era masyarakat 5.0 dengan lebih memfokuskan pada pembelajaran yang dibiasakan dan dibudayakan serta menjadikan peserta didik menjadi lebih kritis, kreatif, aplikatif dan inovatif.
Baca Juga: KPU Bantul Gencarkan Sosialisasi, Banyak Tokoh Belum Tahu Pelaksanaan Pilkada
"PAI di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto masih bersifat tekstualis, konvensional dengan penekanan pada aspek kognitif. Terlihat dari cara penyampaian guru dengan metode ceramah dan lebih mengutamakan materi. Guru tidak membiasakan PAI dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum mengintegrasikan PAI dengan perkembangan teknologi," urainya.
Menurutnya, Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan era masyarakat 5.0 adalah Model Indisif yang memuat lima langkah yaitu mengidentifikasi masalah, orientasi pada subyek, membuka pikiran atau wawasan peserta didik (open mindset), pembiasaan dan role mode. Pertama, mengidentifikasi masalah memuat tentang cara guru mengidentifikasi permasalahan peserta didik terlebih dahulu.
Baca Juga: Penjualan Bakpia Juwara Satoe Melonjak 30 Persen selama Liburan, Produk ini Paling Disukai
Kedua, orientasi pada subyek memuat tentang cara guru memusatkan pada kebutuhan peserta didik. Ketiga, membuka pikiran atau wawasan peserta didik di mana guru membuka pikiran peserta didik dengan cara pendidikan yang menyadarkan dan rasional yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, pembiasaan memuat cara guru untuk membiasakan PAI secara kontekstul di era teknologi, dan role mode yaitu cara guru untuk memberikan suri tauladan kepada peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. (Feb)