sleman

Dibuat di Lereng Merapi, 'Rudal Merapi' Bawa Pesan Perdamaian

Minggu, 7 Juli 2024 | 06:45 WIB
Perhimpunan pecinta Alam SMAN 6 Yogya sedang melakukan perawatan Monumen Rudal Merapi di Kinahrejo Cangkringan. Foto-Istimewa

SLEMAN, KRjogja.com- "Aku tak menghendaki rudal nuklir. Dia adalah ancaman bagi kelestarian alam dan isinya." Pesan ini tertera di Monumen Perdamaian Pecinta alam 'Rudal Merapi' yang ditandatangani KGPH Mangkubumi SH tanggal 11 Maret 1984 di Kinahrejo Desa Umbulharjo Kapanewonan Cangkringan Sleman.

Untuk menghargai pembuatan momumen tersebut, Perhimpunan Pecinta Alam SMA Negeri 6 Yogyakarta, alumni pecinta alam SMA Namche, Muda Wijaya Hiking Club (MWHC) dan beberapa pegiat Pecinta Alam di Yogya melakukan bersih-bersih dan perawatan di lingkungan Monumen
Perdamaian 'Rudal Merapi'.

Di tengah kesejukan udara, sesekali diselimuti kabut Gunung Merapi, puluhan orang bahu membahu membersihkan, merawat keberadaan monumen dengan membuat pagar rantai dan pengerasan lantai.

Ketua Panitia, Soni Damai Anggoro menyatakan, kegiatan perawatan ini dalam rangka memberikan pesan perdamaian. Akhir-akhir ini terjadi situasi perang lagi yang belum berkesudahan antara Israel dan Palestina dan berpotensi melibatkan negara lain, sehingga mengancam perdamaian dunia.

"Semangat cinta perdamaian ini perlu dikobarkan lagi oleh Insan Pecinta Alam Yogja, demi terjaganya kelestarian umat manusia dan alamnya dari kerusakan yang diakibatkan perang," ucap siswa kelas XI SMAN 6 Yogyakarta ini, alam keterangan persnya, Jumat (5/7/2024). Sedangkan, untuk pelaksanaan bersih-bersih monumen 'Rudal Merapi' sudah diadakan akhir Juni lalu.

Monumen Perdamaian ini di buat pada 1984 oleh Pecinta Alam Yogja yang dimotori MWHC, kegiatan ekstrakurikuler siswa SMAN 6 Yogyakarta. Pada awalnya, monumen ini ditempatkan di Pos 2 jalur pendakian puncak Gunung Merapi sisi selatan.

Namun ketika terjadi letusan besar Gunung Merapi 2010, monumen ini mengalami kerusakan berat, sehingga terpaksa harus diturunkan ke desa terakhir Kinahrejo untuk didirikan lagi 23 April 2017.

"Karena Pos 2 Merapi pascaerupsi Merapi hingga saat ini ditutup, karena tidak memungkinkan dilalui akibat erupsi tersebut," timpal Heru Wahyu Prasetyo, sesepuh MWHC, yang ikut mendampingi siswa SMAN 6 Yogyakarta di acara ini.

Tujuan pembuatan Monumen Doa atau Monumen Rudal Merapi ini untuk menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh dunia. Monumen ini dibuat para pecinta alam MWHC SMAN 6 Yogya sebagai respons terhadap Perang Malvinas yang terjadi pada tahun 1982-1983. "Pembuatan, bahan dan pembiayaan di support KGPH Mangkubumi (nama Sri Sultan Hamengkubuwono X sebelum naik tahta dan menjadi Gubernur DIY) yang juga alumni SMA 6. Sri Sultan HB X menyediakan bahan-bahan dari pabrik Madukismo, seperti cerobong serta memberikan bantuan biaya operasional. Monumen ini dipasang di Pos 2 Merapi, sebuah tempat yang
sering digunakan untuk acara labuhan.

Monumen ini mendapat sambutan luas dari masyarakat. "Responnya hingga internasional, bahkan diliput CNN ketika itu," ucap Prasetyo mengisahkan.

Tidak mudah mendirikannya di Pos 2 Merapi pada waktu itu, Pecinta alam Yogja bahu membahu, sampai harus menginap di lokasi beberapa hari untuk menyelesaikannya. Semangat gotong royong dibangun untuk mewujudkan keinginan bersama itu.

Potongan-potongan besi diangkut dari bawah dirangkai ulang di atas dan dibuatkan semacam batu penyangga dari tatanan bata dan di cover semen PC. Rasa lelah terbayar ketika monumen itu selesai, karena sambutan masyarakat luas sangat antusias.

Kendati tak lagi berada di Pos 2 pendakian, keberadaan monumen tersebut saat ini menjadi nilai lebih. Di tempat baru itu, monumen Rudal bisa disaksikan banyak orang, karena terletak di lokasi yang sering dilewati jalur wisata Merapi.

"Harapannya, semakin banyak masyarakat menjadi tahu dan sadar, betapa penting fungsi monumen ini untuk mengingatkan tentang perdamaian dan kelestarian alam," ujar Heru Wahyu. (Obi)

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB