sleman

Film 'Derena' Karya Siswa Debrito Juara 1 ‘Short Film Competition’ Nasional 2024

Sabtu, 3 Agustus 2024 | 19:30 WIB
Tim produksi film ‘Derana’ foto bersama membawa tropi dan hadiah. Foto-Istimewa


FILM berjudul ‘Derana’ karya sejumlah siswa dari kelas XII Bahasa Budaya SMA Kolese DeBritto Yogyakarta, telah berhasil meraih Juara 1, dalam gelaran ‘Short Film Competition' tingkat Nasional 2024 yang diselenggarakan TKPP MPK Semarang.

Pengumuman dan penyerahan hadiah kejuaraan dilaksanakan Sabtu (27/7/2024). Tim produksi film ‘Derena’ mendapat hadiah berupa trofi dan uang pembinaan Rp 3.000.000.

Abia Sulaiman Asliansyah, selaku tim penulis, produser, pengarah akting mengatakan, tim produksi film 'Derana' tertarik mengangkat subtema tentang kekerasan seksual (verbal dan nonverbal) karena salah satu masalah sosial yang sangat memprihatinkan bagi negara Indonesia dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental generasi muda.

Film ‘Derana’ bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak introvert bernama
Lingga yang memiliki Ibu seorang penari Lengger, pekerja seni yang mencintai profesinya. Ibu Lingga wafat karena korban penculikan dan pemerkosaan.

Setelah musibah itu, Lingga mengalami trauma dan stress tidak dapat berbicara. Bahkan Lingga dicap banci oleh teman-temannya dan yang masih menganggap laki-laki menari sebagai hal yang melanggar norma.

Penari pria seringkali mengalami stigmatisasi yang mengganggu, karena stereotip gender berupa anggapan bahwa penari pria tidak maskulin dan tidak cocok dengan status ‘laki-laki’. Karena pakaian penari lengger yang feminim dan gerakan tari yang lembut.

Perjalanan Lingga mengejar cita-cita, dan sekaligus melestarikan budaya sebagai penari Lengger membawa makna bahwa dengan keteguhan hati, keyakinan dan kesabaran.

“Sehingga, sikap Lingga tersebut, membawa sesuatu yang luar biasa di masa depan dan lenyaplah semua pedih rasa sakitnya di masa lalu,” papar Abia Sulaiman.

Dikatakan Abia Sulaiman, Tim produksi film 'Derana' selengkapnya, Putra Adriel Alexandro (tim penulis, sutradara dan editor), Yohanes Didit Novenanta, Zefanya Tera Saripurnawan (penata kamera, perekam Audio), Maximillian Russell Tjoanda (penata kamera dan perekam audio).

“Kemudian pemain Fazazka Rambu Javae, Matheas Rapha Pradana, Rafi Fauzanulhaq dan Elisha Thessalonika, pelajar SMA Bosa Yogya. Bahwa kebebasan berekspresi adalah hak setiap manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat selayaknya kita bicara dengan hati, bukan dengan kebencian. Kita sadar bahwa setiap orang mempunyai perjuangan hidup tersendiri yang tak layak untuk dihakimi.

“Semoga semua pesan moral dari film Derana dapat tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Sebagai bentuk suara generasi muda untuk permasalahan sosial,” kata Abia Sulaiman. (Khocil Birawa)



Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB