Krjogja.com - SLEMAN - Kasus begal payudara yang terjadi beberapa kali di Jogja, ternyata juga dialami perempuan di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Maraknya pelecehan seksual seperti ini menjadi pendorong Kitabisa menggelar kampanye SalingJaga Perempuan dan Voluntrip Kawanpuan di Yogyakarta, mengajak masyarakat terus peduli pada isu kekerasan terhadap perempuan, khususnya berbasis online/KBGO (Kekerasan Berbasis Gender Online).
Penulis dan aktivis perempuan Kalis Mardiasih, content creator yang juga penulis Gita Savitri hadir menjadi pembicara di depan ratusan perempuan di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Mereka mengkampanyekan gerakan SalingJaga Perempuan dan Voluntrip Kawanpuan, memanggil semakin banyak orang terlibat aktif dalam gerakan tersebut.
Kalis Mardiasih, menceritakan bahwa ia menemukan banyak kasus kekerasan pada perempuan secara daring maupun luring. Secara luring, relasi kuasa dapat berupa perbedaan fisik, jabatan atau umur sementara pada relasi kuasa daring, pelaku tidak diketahui identitasnya yang membuat proses pengambilan keputusan atau penanganan menjadi pasif.
"Misalnya, ibu-ibu tak punya uang bayar UKT anaknya, lalu kenalan di FB dengan laki-laki dewasa dan curhat. Pemilik akun mau menjanjikan memberi hutang Rp 25 juta asal mau VCS. Ibu ini butuh uang, ia beberapa kali VCS, tapi kemudian akun Facebooknya hilang. Ibu ini diteror nomor yang akan menyebarkan konten videocall sex itu. Kita tak bisa melaporkan kasus ini, ketika polisi tanya nama dan alamat di mana, sulit penanganannya," ungkapnya dalam diskusi.
Kalis yang juga menulis buku Luka Luka Lini Massa ini menceritakan juga tentang perempuan muda yang mengirim video dan foto badan pada pasangannya karena relasi kuasa. Mereka mau karena menilai apa yang dilakukan tidak berdampak besar.
"Pelajar yang mengirimkan foto atau video ke pacarnya, mereka mengibaratkan dosanya lebih dikit dan merasa enteng karena tidak melakukan hubungan seksual. Mereka menyepelekan padahal efeknya lebih susah kita benerin," lanjutnya.
Kalis menyebut korban KBGO bisa berasal dari berbagai kalangan dan usia. Ia berharap kampanye yang diinisiasinya bersama KitaBisa menjangkau lebih banyak audience dan kesadaran akan terbangun.
Sementara Gita Savitri menyampaikan pengalamannya dalam menghadapi kekerasan seksual, khususnya terkait KBGO. Ia mau turun untuk menjangkau perempuan secara langsung agar semakin banyak yang bereaksi tepat ketika mengalami situasi sepertinya dulu.
“Saya berpikir kalo marah-marah di sosial media setiap liat kasus KBGO itu jadi gak produktif, itulah kenapa saya bergabung dengan kawanPuan untuk menyalurkan emosi dan kegundahan terhadap isu perempuan menjadi kegiatan dan kampanye yang positi," ungkap perempuan yang akrab disapa Gitasav ini.
Lebih lanjut, untuk menunjukkan bentuk konkret komitmen dalam menjaga perjuangan para pemerhati dan penggerak isu perempuan, Asuransi Kitabisa sebagai prgoram perlindungan jiwa terbaru dari Kitabsa memberikan apresiasi berupa asuransi SalingJaga untuk 500 orang para pejuang isu perempuan di Indonesia. Vikra menyebutkan, hingga Juli 2024, sudah ada 14.000+ anggota yang bergabung. Asuransi Kitabisa sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"SalingJaga ini hadir untuk melindungi perjuangan teman-teman pejuang isu perempuan untuk punya jaring pengaman dalam setiap perjuangannya. Ini wujud apresiasi dan komitmen kami dalam mendukung isu-isu perempuan dan kemanusiaan lainnya," tandas CEO KitaBisa Vikra Ijas. (Fxh)