Krjogja.com - SLEMAN - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bertema Mengharmoniskan Alam Semesta dan Umat Manusia dipastikan hadir dalam agenda Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Jumat (28/3/2025). Selain prosesi ibadah umat Hindu dalam rangkaian Hari Raya Nyepi, Tawur Agung Kesanga akan menampilkan 10 ogoh-ogoh yang dikreasi para pemuda Hindu di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Umat Hindu dari seluruh penjuru tanah air berkumpul di Candi Prambanan bersama Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming, Menteri Agama RI, Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, yang akan menyampaikan pesan dharma. Selain itu, turut hadir Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Bapak Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si, Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Baca Juga: Mitra Grab Ngabuburit dengan Bagikan Ratusan Takjil di Yogyakarta
I Nyoman Gunarsa, Ketua Panitia Lokal Tawur Kesanga mengatakan ada dua bagian utama dalam agenda tersebut yakni acara seremonial dan ritual. Ritual Tawur Agung Kesanga meliputi Nuwur Tirta, Upacara Caru Panca Kelud Yama Raja, Rejang Dewa, Pemujaan, Persembahyangan Bersama, Tirta Pengelukatan Umat, Ngayab Byakala, Durmanggala, dan Prayascita, Puja Tri Sandhya, Kramaning Sembah, Meditasi/Hening (Doa Perdamaian), Nunas Tirta Wangsuhpada dan Parade Budaya Ogoh-ogoh dan Gunungan di Candi Prambanan. Tawur Agung Kesanga merupakan upacara penyucian alam semesta untuk mengembalikan keseimbangan antara manusia dan lingkungan.
"Tujuan utama upacara ini meliputi Mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan manusia kepada para Butha, Menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan, Membakar segala kejahatan di muka bumi dan dalam diri manusia, Menyelaraskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta," ungkapnya pada wartawan, Kamis (27/3/2025).
Upacara tersebut dilaksanakan pada Tilem Sasih Kesanga, sehari sebelum Hari Raya Nyepi, tepat pada waktu tengah hari. Kali ini, tingkatan caru yang diambil adalah Manca Kelud Yama Raja.
Baca Juga: Simpan 52 Kg Bubuk Petasan, Pria 27 Tahun Diciduk Polisi
"Puncak acara ditandai dengan pawai ogoh-ogoh, yang melambangkan Bhuta Kala (simbol kejahatan), dan pembakarannya sebagai simbol pembersihan diri dari sifat buruk. Tema Tawur Agung Kesanga 2025 Tingkat Nasional Manavaseva Madavaseva Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang berarti Melayani manusia sama dengan melayani Tuhan. Tingkat Daerah Dengan Semangat Moderasi Beragama, Umat Hindu DIY Menjaga Harmoni dalam Era Digitalisasi Menyongsong Indonesia Emas 2045," lanjutnya.
Nyoman menambahkan, bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi, berbagai kegiatan telah dan akan dilaksanakan, antara lain Giri Kerti & Dharma Tula di seluruh pura di Yogyakarta, Bakti Sosial di Gunungkidul dan Yogyakarta, Jalan Sehat & Pengobatan Gratis, Donor Darah, Sarasehan Lintas Iman, Saka Yoga Festival di Candi Prambanan, Saka Bhoga Sevanam yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia, Melasti di Pantai Ngobaran dan Pantai Parangkusumo, Tawur Agung Nasional di Candi Prambanan, Malam Pengerupukan, Pawai Budaya Ogoh-ogoh dan Gunungan dan Dharma Santi sebagai penutup seluruh rangkaian perayaan Nyepi 2025
"Tawur Agung Kesanga merupakan momentum sakral bagi umat Hindu untuk melakukan penyucian diri dan alam semesta, guna menyongsong Tahun Baru Saka dengan hati yang bersih. Dengan tema yang mengangkat semangat pelayanan dan keharmonisan, diharapkan upacara ini dapat memperkuat persatuan dan keselarasan di tengah masyarakat yang majemuk, serta menjadi bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen TNI Purn Wisnu Bawa Tenaya, menambahkan makna Nyepi diharapkan bisa terus dilaksanakan masyarakat Hindu di Indonesia. Hindu mempercayai karmapala, apa yang ditebar akan dituai di belakang.
"Ini yang terus kami ingatkan pada segenap anak bangsa. Kita mengintrospeksi diri dalam momen ini," tambahnya.
Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Bapak Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, Nyepi menjadi rangkaian yang dimulai sejak Melasti, Tawur Agung Kesanga dan Nyepi. Nyepi diharapkan bisa mempunyai dampak terhadap penyelamatan bumi.
"Hindu punya konsepsi penyelamatan bumi, dua hari nanti bagaimana bicara tawur agung menghilangkan elemen negatif selama satu tahun di bumi akan dinetralisir dikembalikan jadi positif. Seluruh pura di nusantara melakukan tawur ini, menjadi dentuman besar menggerakkan energi positif menggetarkan dunia. Kemudian 29 dunia menjadi sepi dan setelah itu akan lahir manusia baru. Ini konsepsi yang akan dilaksanakan," tambahnya.
Selama 24 jam tanpa aktivitas, diharapkan ada dampak positif yang didapatkan bumi, polusi udara yang bisa dikurangi hingga energi yang dihemat. Nyepi dinilai sangat tepat menjadi metode penyelamatan bumi.
"Prambanan jadi konsepsi teologi, pusat peradaban Hindu di abad 8 dan 9. Secara fungsional Siwaistik bisa membersihkan alam semesta ini. Siwa menjadi pembasmi sesuatu yang tidak relevan. Momen Nyepi ini harapannya bisa menjadi upaya dari sisi keagamaan, menyelamatkan bumi," pungkasnya. (Fxh)