Fadhli Sofyan juga menyoroti tantangan kerja jurnalistik yang kian rentan terhadap ancaman, baik secara terang-terangan maupun melalui praktik doxxing. Ia mencontohkan kasus yang menimpa jurnalis Tempo, Cica, yang pada 20 Maret 2025 menerima ancaman berupa kiriman paket berisi kepala babi yang datang ke kantor redaksi Tempo.
Selanjutnya, Dahlia Citra, perwakilan dari Narasi, memaparkan bahwa transformasi digital telah mengubah cara publik mengakses informasi. Jika dulu masyarakat mengonsumsi berita melalui layar horizontal seperti televisi, kini perhatian publik telah beralih ke layar vertikal, yakni media sosial di ponsel
"Seluruh perhatian sekarang tertuju pada sosial media. Maka dari itu, cara orang mengonsumsi berita juga berubah," jelasnya.
Melihat perubahan itu, Narasi memilih untuk tidak menyia-nyiakan peluang. Mereka justru menjadi salah satu media pertama yang masuk ke TikTok dengan konten-konten informasi yang disesuaikan dengan gaya komunikasi anak muda. Hampir seluruh konten Narasi berbasis audio dan visual, dengan pendekatan yang ringan namun tetap informatif.
"Kami ingin menjadi bagian dari gerakan untuk membuat lapisan generasi baru yang tercerahkan. Bahasa kerennya, yaitu Empowering Voices for Brighter Generation," ujar Dahlia.
Baca Juga: Tergiur Gaji Besar, Minat Milenial Sukoharjo Kerja di Luar Negeri Tinggi
Lewat pendekatan media sosial yang masif, Narasi berupaya untuk mencerdaskan generasi muda melalui konten yang relevan dan mudah diakses. "Kalau ingin menyentuh anak muda, kita harus hadir di ruang digital mereka, dengan bahasa yang mereka pakai," tambahnya.
Diskusi ini menjadi pengingat bahwa meski teknologi berkembang pesat, prinsip-prinsip dasar jurnalisme seperti idealisme, profesionalisme, dan keberpihakan pada kebenaran tetap menjadi fondasi utama yang tertuang dalam etika jurnalistik. Media tidak hanya dituntut untuk adaptif, tetapi juga tetap memegang teguh prinsipnya dalam menyuarakan kepentingan publik.
Dari diskusi ini penting bagi kita untuk mengetahui bahwa untuk bertahan dalam menghadapi tantangan transformasi digital, media harus tetap memegang teguh prinsip seperti kredibilitas, informatif, dan profesionalisme. Di samping itu, media juga harus meluncurkan inovasi-inovasi baru untuk tetap menjaga perhatian dari publik di tengah maraknya penggunaan AI.(Agito Yacobson S)