KRJogja.com – Gerakan cinta lingkungan kembali menggema di Yogyakarta. Setelah sukses menyedot perhatian lewat aksi bersih-bersih di kawasan Stadion Maguwoharjo, komunitas SATSET Yogyakarta siap melanjutkan gebrakan barunya di Selokan Mataram, salah satu saluran irigasi bersejarah yang kini menghadapi krisis pencemaran.
Kegiatan ini akan digelar pada Minggu, 3 Agustus 2025, hasil kolaborasi antara SATSET (Solidaritas Aksi Tangani Sampah untuk Ekonomi Terpadu), Pemuda Indonesia, Geliat Putri Mataram, serta didukung oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa dan tokoh nasional Ganjar Pranowo.
Menurut keterangan dari akun resmi @satset.yogyakarta di Instagram (26/07/2025), kegiatan ini bukan hanya bersih-bersih, tapi juga mengusung misi edukasi lingkungan hidup, terutama soal pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga perairan dari limbah plastik dan domestik.
“Dan ini, besok akan kita lanjutkan di Selokan Mataram. Kotor banget,” ujar Ganjar Pranowo dalam video unggahannya di Instagram.
Video tersebut menampilkan aksi bersih sebelumnya di Stadion Maguwoharjo, yang viral karena antusiasme luar biasa dari para volunteer.
Selokan Mataram bukan saluran biasa. Dibangun era kolonial Belanda pada masa pendudukan Jepang tahun 1944, selokan ini dulunya digunakan sebagai sistem irigasi utama untuk wilayah Sleman dan sekitarnya.
Namun, menurut laporan DLH Sleman tahun 2024, Selokan Mataram kini masuk daftar kawasan rawan pencemaran karena meningkatnya limbah rumah tangga, sampah plastik, dan sedimentasi.
Melalui kegiatan ini, komunitas SATSET ingin mengembalikan fungsi ekologis Selokan Mataram, sekaligus menanamkan kesadaran sejak dini pada generasi muda.
SATSET mengundang masyarakat luas, khususnya anak muda dan komunitas lokal, untuk terlibat langsung. Kegiatan ini akan fokus pada pengangkatan sampah dari aliran dan bantaran selokan, serta edukasi lapangan tentang cara memilah dan mengelola sampah.
“Kami ingin membangun budaya gotong royong dan aksi nyata, bukan sekadar wacana. Lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” ungkap Koordinator SATSET Yogyakarta dalam siaran resminya.
Tak hanya bersih-bersih, SATSET juga mendorong ekonomi sirkular, di mana sampah yang terkumpul akan disalurkan ke bank sampah mitra atau dikelola untuk produk daur ulang. Ini sejalan dengan gerakan pengurangan sampah plastik yang diusung Kementerian LHK RI, yang menargetkan pengurangan 30% timbulan sampah nasional pada tahun 2030. (*)