sleman

Salak Sleman Tembus Pasar Tiongkok, Ekspor DIY Capai Rp 787,5 Miliar

Jumat, 10 Oktober 2025 | 20:15 WIB
Foto: Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto melepas ekspor salak ke Tiongkok. ((Devid Permana))

Krjogja.com - SLEMAN - Badan Karantina Indonesia (Barantin) terus memperkuat komitmen dalam mendukung peningkatan ekspor nasional. Selain menjaga kesehatan dan keamanan produk pangan ekspor, Barantin juga aktif memberikan bimbingan serta pendampingan pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari bagi para pelaku usaha.

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat mencapai Rp 787,5 miliar. Komoditas unggulan yang menjadi penyumbang terbesar antara lain kulit kambing, tokek, tenggiri, kerapu, vanili, dan salak. Kali ini, Barantin melepas ekspor 5,4 ton salak ke Tiongkok.

“Badan Karantina Indonesia tidak hanya menjaga keamanan hayati komoditas ekspor, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha agar memenuhi standar negara tujuan sesuai protokol fitosanitari,” ujar Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, saat pelepasan ekspor salak dan bimbingan teknis akselerasi ekspor hilirisasi produk olahan susu di Bhumi Nararya Farm, Girikerto, Turi, Sleman, Rabu (9/10/2025).

Baca Juga: Memperkuat SDM penerbangan kawasan timur Indonesia

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Bupati Sleman, Kapolres Sleman, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, pimpinan CV Bhumi Nararya Farm, akademisi, serta para pengusaha ekspor.

Sahat menegaskan, program pendampingan dan sertifikasi karantina merupakan bentuk nyata dari kontribusi Barantin terhadap visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam memperkuat hilirisasi, industrialisasi, dan pembangunan ekonomi dari desa.

“Melalui sinergi ini, kami ingin memastikan produk unggulan daerah mampu menembus pasar global dengan standar mutu yang diakui dunia,” kata Sahat.

Baca Juga: Indonesia Kirim Rp 200 Miliar Bantuan Pangan ke Gaza

Sementara itu, Siti Hediati Soeharto, yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyambut baik langkah Barantin. Ia menilai, ekspor salak ke Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Tiongkok menjadi bukti bahwa produk unggulan desa dapat bersaing di pasar global jika mendapat dukungan dan pembinaan berkelanjutan.

“Langkah Barantin ini sudah sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi ekonomi berbasis desa. Barantin tidak hanya berperan menjaga biosekuriti produk impor, tetapi juga menjadi economic tools dalam mendukung ekspor,” ujar Titiek.

Ia juga mengapresiasi pelaksanaan bimbingan teknis akselerasi ekspor produk olahan susu yang digelar bersamaan. Melalui pelatihan ini, para peternak dan pelaku UMKM diharapkan mampu mengembangkan produk bernilai tambah tinggi, seperti yogurt, keju, atau es krim.

“Sinergi Barantin dengan berbagai pihak, seperti Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan pelaku usaha, perlu terus diperkuat sebagai langkah nyata mendukung hilirisasi dan pembangunan ekonomi desa,” tambahnya. (Dev)

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB