Ia juga memberikan perhatian khusus pada regenerasi petani, dengan lantang mengajak kaum muda untuk tidak ragu dan tidak malu terjun ke dunia pertanian.
"Masa depan pangan kita ada di tangan generasi muda. Bertani adalah pekerjaan mulia yang menjaga kelanjutan hidup kita semua," ujarnya.
Romo Yunuar juga mengingatkan umat untuk menghormati makanan sebagai berkat. "Wujud syukur paling sederhana adalah menghabiskan makanan kita. Jangan menyisakan makanan, karena setiap butir nasi adalah keringat petani dan anugerah dari Tuhan," pesannya.
Hal yang paling menarik dan selaras dengan tema khotbah adalah momen persembahan. Dalam kedua Misa tersebut, persembahan umat dari tiap-tiap lingkungan seluruhnya berupa hasil bumi. Sayur-mayur, buah-buahan, umbi-umbian, dan beras ditata dengan indah di depan altar, sebagai simbol nyata dari "Saka Bhumi".
Menutup rangkaian HPS 2025, panitia mengumumkan bahwa seluruh persembahan hasil bumi yang terkumpul akan langsung didistribusikan. Sesuai semangat "Guyub Mbangun", bantuan pangan ini akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar paroki, tanpa memandang suku, ras, maupun agama. (*3)