Kisah Masa Kecil Rektor UNY yang Tak Banyak Orang Tahu

Photo Author
- Senin, 19 Desember 2016 | 00:10 WIB

REKTOR Universitas Negeri Yogyakarta Prof Dr Rochmat Wahab MPd MA akan segera mengakhiri masa jabatannya  yang diembannya selama dua periode. Beberapa waktu  lalu, wartawan KRjogja.com, Ilham Dary Athallah berbincang panjang dengan rektor kelahiran Jombang 10 Januari 1957.

Bangkit dari sosok tanpa ibu dan ditinggal ayahnya menikah lagi, Rochmat Wahab sejak kecil telah ditempa oleh kehidupan untuk selalu berjuang dalam kondisi yang sulit untuk menggapai cita-cita. Hal inilah yang dicoba untuk direfleksikan Prof Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN/SBMPTN) menjelang akhir masa jabatannya sebagai rektor UNY.

"Siapa mengira saya disini bisa jadi doktor? profesor? rektor lagi? Saya sendiri tidak pernah membayangkan itu. Mengalir saja dengan kondisi saya yang penuh perjuangan," ujarnya.

Terlahir di Jombang, 10 Januari 1957, Rochmat Wahab dibesarkan dalam asuhan nenek dari garis keturunan ayah. Rochmat tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang ibu karena sang ibu sudah tak ada di sisinya. Kasih sayang sang ayah juga jarang dirasakan karena sang Ayah juga telah memiliki istri lagi. "Saya tidak pernah tahu tentang Ibu saya. Tahu-tahu umur satu tahun sudah ngga punya ibu," ujarnya.

Bersama nenek, Rochmat tinggal dalam rumah yang cukup kecil di daerah desa Blimbing, Jombang, Jawa Timur. Rumah tersebut dihuni Rochmat, sang nenek, bersama dengan tiga paman dan bibinya. Setiap hari, masing-masing berbagi tugas rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup seisi rumah. "Mbah kakung pun sudah ngga ada," ujarnya.

Tahun 1971, Rochmat mulai mengenyam bangku sekolah dasar. SD Karangprabon, Jombang menjadi sekolah yang dienyam Rochmat. Disana Rochmat menjadi siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan cukup berprestasi.

Saat kelas 6 SD, Rochmat diberi amanah oleh gurunya untuk menjadi ketua kelas dan mendapatkan peringkat dua dalam ujian kelulusannya. Sembari bersekolah di SD, Rochmat juga mengenyam pendidikan di Madrasah Diniyah untuk belajar mengaji di sore harinya.

Masa SD Rochmat diwarnai dengan sifat dirinya yang cukup pendiam dan tidak banyak bermain dengan teman-temannya. Seringkali pada jam istirahat dan ketika jam kosong saat guru berhalangan hadir, Rochmat  menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan mengerjakan soal calistung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X