BIMA Prameswara Said (40) dalam posisi yang sulit ketika mendapat tawaran kewarganegaraan Denmark beberapa tahun silam. Tawaran menggiurkan itu datang seiring prestasi kerjanya yang bagus dalam membangun aplikasi berbasis web untuk industri shipping di negara tersebut.
"Setelah berpikir lama akhirnya saya memutuskan untuk menolak tawaran tersebut, keluar dari pekerjaan dan kembali ke Indonesia," kata Bima Prameswara saat berbincang dengan KRjogja.com di sela Ignition Gerakan 1000 Startup Digital Semarang, Sabtu (13/11/2016). Bukan hanya keluar, Bima juga berhenti menjalani dunia IT, bidang kerja yang lama ditekuni.
Laki-laki kelahiran Medan 27 April 1976 ini bercerita, keputusannya terjun di dunia IT juga sebenarnya 'kecelakaan'. Aslinya, ia menempuh pendidikan di Politeknik Institut Teknologi Bandung mengambil jurusan teknik sipil. Ia merupakan jenis orang yang suka belajar, sehingga di sela-sela kuliah ia banyak mengikuti beragam seminar tentang internet, dunia perkeretaapian dan teknologi.
Lama-lama ia jatuh cinta dengan bidang internet. Bima Prameswara kemudian belajar otodidak tentang HTML, JavaScript, coding, PHP hingga ia bisa membuat website. Garis hidup kemudian membawanya pada pekerjaan untuk membuat website di perusahaan asing Austria - Australia.
Baca Juga : Jadi Entrepreneur Modal Laptop, Internet dan Teman ala Yansen Kamto
Bima Said kemudian mengerjakan beberapa proyek termasuk klien perbankan dan perusahaan asuransi dari Inggris. Keinginan belajarnya yang tinggi mendorongya untuk mendalami programming. Di tengah karirnya yang mulai menanjak, Bima justru memutuskan meninggalkan pekerjaannya untuk bergabung dengan Supersiswa, pioner online learning di Indoensia. Di situ Bima berubah haluan menjadi content manager selama delapan bulan.
"Jangan takut untuk mencoba, jangan takut gagal juga. Ini mindset yang harus ditanamkan pada anak muda Indonesia," tegasnya. Petualangan Bima berlanjut ke British Council dimana ia berkesempatan menjadi web dan database
manager selama empat bulan.