Mengenal Lebih Dekat Liza Runtu SH, Dari Penyanyi Pencipta Lagu di Jogja, Kini Jadi Pengacara Bantu Anak Indonesia Upgrade Skill Kerja

Photo Author
- Selasa, 11 Maret 2025 | 16:05 WIB
Elisabeth Priscilla SH alias Liza Runtu (Ist)
Elisabeth Priscilla SH alias Liza Runtu (Ist)

Krjogja.com - YOGYA - Nama Elisabeth Pisciliaruntu SH atau yang akrab disapa Liza Runtu malang melintang di dunia tarik suara sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Namun sejak empat tahun terakhir, ia berubah haluan menekuni bidang hukum dan menjalani profesi sebagai pengacara di Jakarta.

Liza meninggalkan dunia tarik suara profesional meski sampai saat ini masih rutin berlatih bersama guru vokalnya. Ia menekuni profesi sebagai pengacara dan berkantor di Jakarta.

Baca Juga: Komunitas Ruang Kelola Seni Sukses Gelar Workshop Merajut Kait dan Kreasi, Kembangkan Kreativitas Anak-Anak Muda

Kepada KRjogja.com, Liza menceritakan bahwa ia memilih berkarier sebagai pengacara setelah merasa tidak berjodoh dengan dunia musik. Empat tahun lalu setelah disumpah sebagai pengacara di Pengadilan Negeri Yogyakarta, ia memantapkan karier di dunia hukum.

"Saya merasa tidak beruntung di nyanyi, misalnya saat saya buat lagu Cerita Lisa, banyak yang suka dari orang musik. Om saya pemilik Happy Puppy seluruh Indonesia pun sudah oke memutar lagu saya. Tapi kemudian Covid akhirnya ya batal semuanya," ungkapnya tersenyum.

Dari situ, pada 2021, Liza membuka kantor pengacara dan bertumbuh sampai saat ini. Ia mendampingi WNA Cina yang kerap mengalami persoalan dengan ijin tinggal dan berbagai hal terkait investasi.

Baca Juga: Aksi Penolakan Ibadah di Arcamanik Bandung, Forum Masyarakat Katolik Bantul Beri Pernyataan Sikap

"Saya mendampingi WNA Cina karena kebetulan saya bisa Bahasa Mandarin. Ternyata banyak persoalan yang terjadi karena agen mereka tidak bisa mendampingi secara menyeluruh. Saya mendampingi mereka dan mengurai persoalan agar mereka bisa berjalan sesuai prosedur hukum Indonesia," lanjutnya.

Dari banyak relasi dengan WNA Cina tersebut, Liza menemukan keprihatinan pada anak-anak Indonesia yang dirasa memiliki gap skill. Banyak kliennya merasa bahwa anak-anak Indonesia punya ketulusan hati, potensi namun kurang cakap dalam skill.

"Saya bertemu Kemnaker dan bicara tentang tenaga kerja kita. Saya punya harapan agar anak muda kita dari sekarang terlatih untuk berhasil di 2045. Banyak pelatihan yang kurang sesuai menurut saya, padahal pembangunan banyak, masuknya WNA dari Cina dari data saya, rata-rata mau buka perusahaan bidang dekorasi. Rintangannya tenaga kerja kita tak punya skill terkait hal itu," tambah Liza.

Tak berhenti mengeluh, Liza lantas bergerak untuk membantu menggelar pelatihan meningkatkan skill. Ia mengubah kantornya menjadi ruang pelatihan, dengan dana pribadi.

"Tujuannya untuk empowering anak-anak muda. Saya aktif di Tiktok, mencari lulusan SD SMP untuk dilatih. Saya panggilkan guru privat untuk belajar komputer, excel dan word. Buktinya mereka bisa. Ini menyemangati saya untuk terus bergerak," tambah dia.

Liza bermimpi bisa membangun sebuah yayasan untuk pelatihan anak-anak muda Indonesia. Dengan adanya pelatihan tersertifikasi, ia berharap anak-anak Indonesia yang tak tinggi pendidikannya bisa mendapat pekerjaan dengan upah layak.

"Semoga nanti saya bisa membuat yayasan, jadi siapapun yang saya latih bisa dapat sertifikat. Ini menjadi bekal mereka bekerja profesional dengan upah yang jelas, layak," pungkas Liza. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X