KRjogja.com - ACEH TIMUR - Masyarakat memiliki rasa tanggung jawab bersama-sama dan dapat menjadi agen yang menjaga kenyamanan, ketertiban, dan keamanan ber-media sosial (medsos) menjelang Pemilu 2024, karena medsos merupakan bagian dari sumber informasi yang besar di era digital saat ini.
Demikian diungkapkan Komunitas Milenial Cakap Digital Teuku Ayub Zulkifli, dalam siaran persnya yang diterima KRjogja.com, Kamis (1/2/2024).
Oleh karena itu sudah seharusnya masyarakat memiliki rasa tanggung jawab bersama-sama dan dapat menjadi agen yang menjaga kenyamanan, ketertiban, dan keamanan ber-media sosial (medsos) menjelang Pemilu 2024, karena medsos merupakan bagian dari sumber informasi yang besar di era digital saat ini.
Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat, lanjut Ayub, untuk menjaga media sosial senantiasa nyaman dan damai yakni dengan melakukan think before posting, karena di media sosial komunikasi bisa dilakukan secara bebas tanpa batasan waktu dan tempat, sehingga ada banyak hal yang terabaikan.
Baca Juga: Uniska Al Banjari Banjarmasin Datangi KR, Dapat Wawasan Mengenai Transformasi Media
“Oleh karena itu saya ingin memberikan tips bagaimana think before posting. Pertama, True, apakah faktanya benar demikian? Mengutarakan sesuatu tentu membutuhkan fakta. Ketika kita ingin berkomentar terhadap seseorang di media sosial, terutama mereka yang tak kita kenal, jangan mengucap sesuatu yang kita tak tahu faktanya,” kata Ayub.
Kedua, Helpful, apakah bermanfaat? Apakah perkataan kita bisa membantu orang tersebut atau orang lain yang membacanya?Tanyakan hal ini pada diri sebelum tangan mulai mengetik.
Selanjutnya, Inspiring, apakah bisa menginspirasi? Kita pasti pernah membaca postingan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan. Alangkah baiknya jika komentar kita pun bisa menginspirasi mereka yang membacanya untuk berbuat hal yang positif.
Berikutnya, Necessary, perlukah disampaikan? Sekadar berkomentar tentang baju yang digunakan atau gaya rambut seseorang rasanya tidak terlalu penting untuk disampaikan.
“Terkadang, kita sekadar bersuara hanya untuk meramaikan kolom komentar atau menimpali komentar orang lain. Hal yang seperti ini, patut dihindari,” sarannya.
Terakhir, Kind, apakah komentarnya baik? Apakah perkataan kita akan memberikan kebaikan pada siapapun yang menerimanya?
“Jika iya, lakukan. Jika tidak, pikirkan kembali dan lebih baik hindari. Tugas kita adalah menebar kebaikan, bukan malah menjadi provokator di antara netizen lain,” kata Ayub.
Baca Juga: Hari Ini Hujan Masih Merata di DIY
Sementara itu, perwakilan akademisi Saifudin menjelaskan mengenai etika dalam bermedia sosial dan setidaknya ada lima hal yang perlu dipahami mengenai etika bermedia sosial.