Misteri Pantai Selatan Terungkap, Kanjeng Ratu Kidul Ternyata Suka Brongkos

Photo Author
- Selasa, 11 April 2023 | 15:36 WIB
Pantai Parangtritis, ada yang meyakini gerbang menuju Keraton Laut Kidul. (Foto : Latief Noor Rochmans)
Pantai Parangtritis, ada yang meyakini gerbang menuju Keraton Laut Kidul. (Foto : Latief Noor Rochmans)

Krjogja.com - "Bunda kersa (mau) sirloin steak?"


Pertanyaan itu mengawali percakapan Joko Santosa dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Bunda, begitu Joko menyebut Kanjeng Ratu Kidul menggeleng. Lalu menceritakan bahwa di keratonnya tidak ada masakan aneh-aneh. Menu ratu dan abdi dalem sama yakni sayur lodeh, pecel kecipir dan megana. Bunda menyukai sambal jenggot (parutan kelapa) dan brongkos.


"Tidak ngeses (merokok) atau nginang?" Joko bertanya lagi.
"Nak Dalem gemar cerutu Davidoff," jawab Ratu Kidul yang menyebut Sri Sultan Hamengku Buwana X sebagai 'Nak Dalem'.


Kalimat tersebut mengagetkan Joko.


"Jika diberi kesempatan tentu saya ingin konfirmasi apakah Gubernur DIY ini menyukai cerutu Kuba yang terkenal berat itu," tulis Joko dalam bukunya Ratu Kidul Gugat yang diterbitkan Pohon Cahaya.


[crosslink_1]


Buku setebal 128 halaman tersebut menceritakan pengalaman Joko Santosa bertemu dan ngobrol dengan Ratu Kidul. Dua percakapan di atas, amsal yang termuat di buku yang dieditori sastrawan Budi Sardjono itu.


Joko Santosa dikenal sebagai spiritualis. Tahun 1970-an mengibarkan bendera PKR. Joko mantan wartawan koran Minggu Pagi Yogyakarta yang kondang karena mengasuh rubrik Konsultasi Nasib.





Kanjeng Ratu Kidul Ternyata Suka Brongkos


Saat di Minggu Pagi Joko kerap menghasilkan karya (tulisan) fenomenal. Salah satunya melakukan wawancara gaib dengan tokoh-tokoh yang sudah meninggal.


Jika akhirnya terbit buku Ratu Kidul Gugat, jelas bukan sensasional. Pekerjaan lama yang dijalani lagi: melakukan wawancara gaib dan menulis.


Joko dengan gamblang menceritakan keadaan Keraton Saka Tunggal di kedalaman Laut Selatan. Pun mendeskrispsikan sosok Ratu Kidul. Dalam melakukan wawancara, Joko harus melakukan ritual di Parangkusumo.


Tak sedikit yang ragu dengan keakuratan wawancara tersebut. Dianggap hanya trik penulis dan penerbit dalam upaya mengangkat bukunya. Maka saat pra launching buku di rumah Prof Dr Bakdi Soemanto (alm) Demangan Yogya pada 2013 silam, Joko menggelar ritual dengan sarana tumpeng dan jajan pasar, dupa serta bunga.


"Kenapa harus mengadakan ritual? Untuk menunjukkan bahwa Bunda bisa diundang ke sini melalui ritual. Jika Bunda datang, bisa memupuskan keraguan (yang memertanyakan wawancara Joko dengan Ratu Kidul)," ucap Joko


Benar. Di sela ritual tersebut terjadi keanehan. Muk tempat bunga, juga kendi tempat dupa, bergerak. Menimbulkan nuansa mistis. "Sayang, yang datang bukan Bunda. Tapi dua utusannya," jelas Joko.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X