Krjogja.com - YOGYA - Perekonomian DIY selama 2022 tumbuh sebesar 5,15 persen (c-to-c) dimana semua lapangan usaha tumbuh positif, dan yang tertinggi dicapai lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 18,26 persen. Sedangkan secara y-on-y, pada Triwulan IV-2022 pertumbuhan ekonomi DIY tertinggi dibandingkan provinsi lain se-Pulau Jawa.
Kepala BPS Povinsi DIY Sugeng Arianto Msi menjelaskan perkembangan pariwisata saat liburan natal dan tahun baru turut mendorong geliat perekonomian DIY. Hal ini diperkuat dengan tercatatnya DIY sebagai provinsi dengan TPK hotel bintang tertinggi di Indonesia pada bulan Desember 2022
Dia mengatakan kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2022 yang diukur dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,15 persen. Pertumbuhan ini sedikit melambat dibanding tahun 2021 yang tumbuh sebesar 5,58 persen.
"Di periode ini semua lapangan usaha tumbuh positif bahkan tiga di antaranya mencapai pertumbuhan dua digit. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 18,26 persen, disusul jasa lainnya sebesar 15,04 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,40 persen," ungkap Sugeng Arianto.
Dia menjelaskan struktur perekonomian DIY masih didominasi oleh industri pengolahan, sebesar 11,93 persen. Di urutan kedua dan ketiga adalah informasi dan komunikasi sebesar 10,30 persen dan pertanian sebesar 9,97 persen. Berikutnya disusul lapangan usaha konstruksi dan penyediaan akomodasi dan makan minum masing-masing sebesar 9,92 persen, dan 9,89 persen. Peranan kelima lapangan usaha tersebut mencapai 52,01 persen terhadap perekonomian DIY.
BACA JUGA :
Kuliner Khas Kaliurang, Mulai Jadah Tempe Sampai Kopi Merapi
Termakan Hoax Tabrak Lari, Perguruan Silat Nyaris Bentrok
Dibanding tahun sebelumnya, kata Sugeng struktur PDRB terlihat mengalami pergeseran. Di posisi lima
besar, pertanian dan konstruksi bergantian posisi. Kinerja ekonomi dapat dilihat dari andil pertumbuhan masing-masing lapangan usaha. Penyediaan akomodasi dan makan minum memiliki andil tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi, mencapai 1,05 persen, diikuti transportasi sebesar 0,76 persen. Andil pertumbuhan tertinggi ketiga adalah infokom sebesar 0,54 persen.
Da menjelaskan perekonomian DIY triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 tumbuh sebesar 5,53 persen (y-on-y) atau membaik jika dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,84 persen. Membaiknya kondisi perekonomian ini terutama didukung oleh pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, serta jasa keuangan, yang tumbuh mencapai 2 digit, masing-masing sebesar 15,85 persen, 14,60 persen, dan 13,40 persen. Selain pertanian, semua lapangan usaha tumbuh positif. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 7,03 persen.
"Membaiknya situasi dan kondisi dari pandemi berpengaruh positif terhadap animo wisatawan untuk berkunjung ke DIY. Tidak hanya jumlah kunjungan yang melonjak signifikan, tetapi juga lama tinggal. Tingkat pemesanan atau reservasi hotel melebihi prediksi, bahkan tertinggi sejak masa pandemi," jelasnya.
Selain itu, tingkat belanja per wisatawan pun melesat tajam dari yang ditargetkan, yaitu naik sekitar 22 persen. Sementara realisasi belanja modal APBD untuk konstruksi di DIY tercatat naik hingga 25,73 persen secara yoy. Salah satu proyek besarnya adalah pekerjaan konstruksi jalan tol Yogya-Bawen seksi satu ditargetkan dapat beroperasi
pada 2024.
Perekonomian DIY triwulan IV-2022 terhadap triwulan III-2022 tumbuh positif sebesar 3,00 persen. Pertumbuhan PDRB triwulan IV-2022 (q-to-q) dari sisi pengeluaran, utamanya digerakkan oleh aktivitas pengeluaran konsumsi pemerintah, dan PMTB. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh cukup tinggi, sebesar 30,91 persen. Besarnya konsumsi pemerintah masih didorong oleh konsumsi kolektif untuk menopang program pemulihan ekonomi melalui program perlindungan sosial, dukungan proyek strategis nasional, penurunan stunting, dan pengentasan kemiskinan ektrem, dukungan program JKN, serta layanan publik.
Secara spasial, struktur perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2022 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap total PDRB 34 provinsi yaitu sebesar 56,48 persen; diikuti Pulau Sumatera sebesar 22,04 persen; Pulau Kalimantan sebesar 9,23 persen; Pulau Sulawesi sebesar 7,03 persen; Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,72 persen; dan Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,50 persen.