DBD di Kota Yogyakarta Mencapai 129 Kasus, 2 Meninggal

Photo Author
- Rabu, 5 Oktober 2022 | 11:11 WIB
DBD di Kota Yogyakarta Mencapai 129 Kasus, 2 Meninggal
DBD di Kota Yogyakarta Mencapai 129 Kasus, 2 Meninggal

Krjogja.com - YOGYA - Upaya pemberantasan sarang nyamuk kini harus mulai digencarkan. Terlebih sejumlah daerah sudah turun hujan meski intensitasnya masih rendah. Akan tetapi, genangan air yang terjadi dalam waktu lama berpotensi menjadi sarang nyamuk.


Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogya Endang Sri Rahayu, agar upaya untuk mengantisipasi potensi merebaknya demam berdarah saat musim hujan jangan sampai kendur. "Salah satu upaya mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD) yang masih sering dilupakan adalah pemberantasan sarang nyamuk. Harapannya masyarakat terus menggencarkan kegiatan tersebut untuk menekan potensi merebaknya DBD," imbaunya.


Menurutnya, jumlah kasus DBD di Kota Yogya sepanjang 2022 hingga September sudah jauh melebihi total kasus yang terjadi pada tahun lalu, yaitu mencapai 129 kasus dengan 2 kematian. Sedangkan sepanjang tahun 2021 lalu tercatat hanya ada 92 kasus.


Kasus tertinggi tahun ini terjadi pada Januari dengan 41 kasus dan cenderung terus turun hingga April. Kemudian mengalami kenaikan pada Mei dengan 22 kasus. Sementara catatan kasus terendah terjadi pada September dengan dua kasus.


Endang menambahkan, pada bulan ini curah hujan cenderung lebih sedikit dan mulai ada peningkatan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat. Oleh karena itu dirinya berharap pemberantasan sarang nyamuk terus digencarkan sehingga tidak ada lagi sarang nyamuk di lingkungan sekitar tempat tinggal warga.


"Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk sangat penting dilakukan untuk mencegah DBD," tandasnya.


Sejumlah tempat yang biasanya menjadi sarang nyamuk tetapi luput dari pembersihan lingkungan di antaranya talang air rumah yang mampat sehingga menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Kebiasaan menggantung banyak baju juga perlu dihindari karena nyamuk sering bersembunyi di tempat tersebut.


Di samping itu Dinas Kesehatan Kota Yogya juga rutin melakukan penyuluhan di masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi merebaknya DBD saat musim hujan. Selain DBD, penyakit yang juga berpotensi meningkat saat musim hujan adalah leptospirosis.


"Hingga saat ini tercatat ada sembilan kasus leptospirosis. Sudah bertambah tiga kasus dibanding Juni dengan total dua kematian. Penyakit ini juga perlu diwaspadai," terangnya.


Sama seperti DBD, lanjut Endang, kunci pencegahan leptospirosis adalah menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi saat membersihkan lingkungan sebaiknya mengenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu.


"Bakteri penyebab leptospirosis yang terbawa kencing tikus bisa masuk ke tubuh melalui luka kecil sehingga perlu alat pelindung diri sebagai langkah pencegahan saat membersihkan lingkungan," katanya. (Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X