Kenali Karakter Pantai Selatan Jawa yang punya Ombak Mematikan

Photo Author
- Minggu, 25 September 2022 | 12:43 WIB
Pantai di Yogyakarta punya pemandangan indah namun gulngan ombaknya sangat mematikan (pixabay)
Pantai di Yogyakarta punya pemandangan indah namun gulngan ombaknya sangat mematikan (pixabay)

Krjogja.com - YOGYA - Deretan pantai yang ada di Yogyakarta, terutama di kawasan selatan Jawa memiliki eksotisme yang diminati wisatawan. Tak mengherankan jika wisata pantai ini menjadi destinasi utama. Jumlah wisatawan semakin lama semakin meningkat.


Namun, karakteristik antara pantai utara dan selatan berbeda. Termasuk potensi gelombang di pantai selatan dinilai paling mematikan dan sering memakan korban jiwa. Berikut penjelasan singkatnya. Di pulau jawa dikenal dengan pembagian lautnya berdasarkan wilayah utara dan selatan.


Pada umumnya laut, Selatan Jawa memiliki cirikhas yaitu pasir putih halus, air berwarna biru, dan berombak tinggi. Sedangkan laut Utara jawa memiliki cirikhas pasir yang berwarna coklat kehitaman, air laut keruh, arus air laut cukup tenang, dan ombak tidak kencang.


Hal itu dapat terjadi karena keadaan geografi atau lokasi yang menentukan karakteristik suatu perairan. Laut selatan pulau jawa sangat luas dan terbuka karena berhadapan langsung dengan samudera Hindia. Berikut merupakan karakteristik dari Pantai selatan jawa.


Air laut di pantai selatan dikenal dengan kejernihannya serta digradasi dengan warna biru kehijauan. Faktor yang menyebabkan perbedaan air laut salah satunya adalah kedalaman air laut. Warna pasirnya berasal dari bebatuan, batuan tersebut berubah menjadi butiran-butiran pasir. Jenis batuan yang menjadi penentu warna pasir dapat disebabkan oleh beberapa hal.


Jika pasir berwarna putih disebabkan oleh letusan gunung dengan mengandung kapur, dan jika pasir berwarna hitam berasal dari tanah yang berasal dari endapan lumpur. Pantai selatan memiliki karakteristik pasir berwarna putih.


Pada kawasan pesisir pantai selatan ombak yang dihasilkan cenderung besar atau tinggi, hal itu disebabkan karena pantai selatan berhadapan langsung dengan samudera Hindia sehingga menghasilkan energi gelombang yang kuat.
Pasang surut laut selatan jawa memiliki karakteristik berupa peristiwa duakali pasang dan dua kali surut dalam sehari, tetapi dengan tinggi dan periode yang berbeda.


Kondisi gulungan ombak yang besar dan tinggi di pantai Jogja patut diwaspadai karena ganas dan mematikan. Mengapa demikian?


Bukan rahasia lagi jika pantai selatan Jawa sering menelan korban jiwa. Hal ini sering kali dikaitkan dengan mitos Ratu Laut Selatan alias Nyi Roro Kidul yang dipercaya masyarakat. Akan tetapi, sebenarnya ada penjelasan ilmiah terkait ombak ganas dan mematikan di pantai Jogja yang termasuk wilayah selatan Jawa.


Besar kecilnya ombak dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari kecepatan angin, durasi angin, dan area pembangkutan ombak. Wilayah pantai selatan Jawa termasuk Jogja dikenal memiliki ombak besar karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.


Kekuatan ombak yang besar itu sering kali menelan korban. Fenomena ombak besar penarik manusia itu biasa dikenal dengan istilah rip current. Kebanyakan korban yang ditelan ombak tersebut jasadnya hilang sampai berhari-hari. Hal ini dikarenakan arus balik atau pecah ombak itu sangat berbahaya dan mematikan.


Secara sederhana, rip current adalah arus pantulan gelombang laut yang menghempas pantai. Arus ini bertemu di satu titik kemudian kembali ke laut melalui arus yang sempit, jalur aliran ini luasnya hanya 9 meter. Kecepatan arus balik juga sangat besar, bisa mencapai 8 km/jam dengan panjang mencapai 700 meter dan sangat mampu menyeret tubuh manusia.


-


Deburan ombak di pantai/Pixabay
© 2022 https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/krjogja/Pixabay

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X