Bakatnya Tak Bersinar di PSS, Angga Setyawan Ingin “Second Chance” di Mataram Utama

Photo Author
- Sabtu, 5 Maret 2022 | 11:21 WIB
Angga Setyawan (dua dari kanan) merayakan golnya bersama Mataram Utama (dok Mataram Utama)
Angga Setyawan (dua dari kanan) merayakan golnya bersama Mataram Utama (dok Mataram Utama)

YOGYA, KRJOGJA.com - Angga Setyawan (25), menjadi satu pemain muda asli Sleman yang membela PSS di musim 2017. Ia muncul dari hasil jaring pemain lokal kompetisi Askab Sleman saat itu.

Namun, ternyata Angga belum begitu beruntung di PSS karena hanya satu musim membela Super Elja di bawah pelatih Freddy Mulli. Ia gagal bersinar karena lebih banyak menjadi tim doa di sepanjang musim 2017, meski sempat bermain reguler di Piala Presiden karena adanya aturan pemain di bawah 23 tahun.

Satu musim di PSS, menjadi pelajaran berharga bagi Angga dalam menjalani karier sepakbola. Ia hanya satu kali diturunkan di kompetisi resmi, namun merasakan gemblengan latihan keras selama berseragam PSS.

“Sebelum 2017 di PSS sebenarnya saya sudah main di Timor Leste bersama Kablaki FC. Satu musim saat itu 2015 terus balik, bareng Mas Johan Arga, Yosi Kurniawan juga, kemudian 2017 ke PSS,” ungkap pemain 25 tahun ini.

Selepas 2017, ia banyak bermain di level lokal, sembari menjalankan usaha kecil-kecilan di rumahnya kawasan Pundung, Nogotirto Gamping Sleman. Ia tercatat pernah bermain di Liga 3 seperti di Persibangga Purbalingga dan UAD FC, hingga pada 2021, ia memilih pelabuhan karier amatir di Mataram Utama.

“Dulu di PSS, satu musim dapat pelajaran berharga, bagaimana menjalani hari sebagai pemain profesional itu terasa sekali dan jadi bekal. Mungkin belum rejeki di PSS, meski itu cita-cita luar biasa yang jadi kenyataan untuk saya. Tapi, tetap akan selalu diingat dan mudah-mudahan ada rejeki lagi ke sana,” ungkap alumni KKK Klajuran ini ketika berbincang dengan KRjogja.com, Sabtu (5/3/2022).

Perjalanan Anggur menuju Mataram Utama diceritakannya terjadi begitu cepat. Sebuah komunitas pemain sepakbola Beta Jaya di Yogyakarta menjadi ujung pangkal awal, di mana ketika itu pelatih Mataram Utama saat ini, Erwan Hendarwanto mendampingi komunitas.

“Saat itu Beta Jaya ujicoba lawan Borneo FC pas pra musim Liga 1, lalu saya ikut dan kebetulan Coach Erwan yang mendampingi Beta Jaya. Coach Erwan lalu ke Mataram Utama dan saya diajak, langsung saja saya mau,” imbuhnya tersenyum.

Pada 2018, Angga Setyawan sempat mengadu nasib seleksi di PSIM yang kala itu ditangani Erwan Hendarwanto. Namun, ia gagal masuk dalam tim karena karakter bermainnya dinilai tak sesuai dengan kebutuhan saat itu.

Di Mataram Utama, Anggur bermain sebagai gelandang tengah, bertandem dengan Harry Kusuma Silaban, Aruna Brama Siwi atau Zola Mendetega. Perannya di lini tengah Mataram Utama tidak tergantikan, karena Anggur berperan sebagai pengatur serangan, pembagi bola sekaligus pemutus serangan awal lawan.

Ia menjadi satu di antara empat pemain senior di Mataram Utama. Tiga lainnya yakni Martua Sandeni Sidabutar, Harry Kusuma Silaban dan Nico Sinurat. Anggur hampir selalu bermain dari awal zona DIY menjadi juara hingga saat ini mengarungi 16 besar Liga 3 Nasional.

Mataram Utama kini berjarak dua kemenangan menuju Liga 2. Namun, mereka harus menghadapi lawan-lawan berat macam PSGC Ciamis, Gresik United dan Persidago Gorontalo.

Bagi Anggur, misinya jelas bersama Mataram Utama, yakni berusaha membawa Young Mataram promosi ke Liga 2. Namun ia akan berusaha menikmati seluruh proses yang harus dijalani, menghadapi satu pertandingan ke pertandingan lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X