Kehadiran Kereta Bandara, Momentum Uji Sistem dan Validasi Layanan

Photo Author
- Senin, 30 Agustus 2021 | 20:50 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Beroperasinya Kereta Bandara di Yogyakarta International Airport (YIA) selain memudahkan mobilitas masyarakat, diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Karena integrasi moda udara dan kereta api merupakan sistem yang sangat bagus untuk memperluas konsep travel bubble yang saat ini fokus di penerbangan internasional khususnya moda udara. Dalam konsep travel bubble, bukti sehat serta bukan pembawa virus kemudian menjadi prasyarat penggunaan angkutan umum yang digunakan.

"Moda kereta api (KA) merupakan sistem yang lebih mudah untuk memperluas konsep travel bubble dari moda udara ke sistem konektivitas moda lain. Dibandingkan moda darat jalan raya, KA yang menerapkan proses check-in serta hanya bisa naik dan turun di stasiun, lebih mudah untuk mengintegrasikan konsep travel bubble antara moda udara dan KA," kata Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Dr Arif Wismadi MSc di Yogyakarta, Minggu (29/8/2021) malam.

Arif mengatakan, masa pandemi sesungguhnya dapat dijadikan momentum yang tepat untuk uji sistem dan validasi kualitas layanan integrasi pada pasar pengguna. Pelaksanaannya misalnya, untuk menegakkan protokol kesehatan maka semua pemberangkatan di YIA hanya bisa menggunakan moda KA. Semua stasiun di Jawa, atau Jawa Selatan bagian tengah dapat dijadikan lokasi chek-in pesawat, jika memungkinkan termasuk chek-in bagasi.

Proses check-in di stasiun harus menghilangkan semua tundaan perpindahan moda. Dari sisi pengoperasian kereta, jika diperlukan, maka Grafik Perjalanan KA (Gapeka) harus sedikit disesuaikan. Karena semua yang melewati lintas Selatan hendaknya berhenti sesaat di salah satu stasiun interkoneksi KA Bandara.

"Saat perencanaan dan pengujian maka selisih total waktu tempuh dari asal dan tujuan akhir harus terus dibandingkan, antara cara sebelum integrasi dan setelah integrasi. Semua penumpang kemudian harus dijadikan responden untuk mendapatkan profil penumpang suka dan akan setia. Penumpang yang memutuskan untuk memilih pilihan lain, termasuk penumpang yang menolak untuk tidak akan menggunakannya kembali, sehingga kesuksesan integrasi terkonfirmasi dengan pengguna," paparnya.

Arif Wismadi menjelaskan, selain profil, dari responden juga perlu ditangkap kebutuhan fasilitas atau fitur layanan apa yang perlu ditingkatkan dalam integrasi moda udara dan KA. Dari masukan pengguna, perbaikan akan mengikat pengguna dan lebih menarik untuk profil pengguna yang menolak.

Apabila sistem yang telah diuji pasar dan ditingkatkan fitur-fiturnya, ada harapan besar sistem tidak hanya menjadikan integrasi, tapi juga agregasi penumpang KA Bandara, sehingga kelayakan finansial akan meningkat.

"Dalam skala yang lebih besar, daerah pengaruh ekonomi YIA juga akan lebih luas. Karena memudahkan partisipasi pelaku bisnis dan pelayanan publik di wilayah Selatan Jawa," ujarnya.(Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X