"Nilai gabungan ini adalah formulasi yang paling kita inginkan setelah UN dihapus, USBN SD jadi salah satu komponen dan diberi porsi 40 persen dari 80 persen, karena itu juga merupakan capaian prestasi yang diperoleh siswa," katanya.
Sedangkan Abdurrahman mengatakan, PPDB harus bisa mencerminkan rasa keadilan dan kompetisi yang sehat, yaitu siswa bisa menentukan sekolahnya sesuai dengan kemampuan. Selain itu Abdurrahman berpesan agar prestasi siswa diperhitungkan dan tidak dibatasi zona. "Jangan sampai karena anak sudah berada di zona 1 lantas merasa tidak perlu lagi memikirkan prestasi," ujar Abdurrahman
Topik Webinar yang mengangkat problema PPDB di masa pandemi, banyak pertanyaan yang muncul disampaikan secara tertulis dan langsung. Pertanyaan selain terkait mengenai kenapa nilai USBN SD disertakan, bahkan bobotnya dianggap terlalu besar. Selain itu juga terkait penyusunan zonasinya. Jawaban para panelis, dapat disimak dichannel YouTube KR TV (Kedaulatan Rakyat/KRJOGJA.com), beserta tanggapan warganet. (Dev)
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=fm-4n_qwJpM[/embed]