YOGYA, KRJOGJA.com - Pemda DIY terus melakukan identifikasi terkait kawasan aerotropolis (kawasan yang bisa dikembangkan mendukung bandara YIA). Mengingat masih banyak regulasi yang harus diselesaikan, saat ini pembahasan kawasan aerotropolis masih terfokus pada penyiapan masterplan. Nantinya keberadaan aerotropolis diharapkan bisa memperkuat bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kulonprogo.
"Pembahasan kawasan aerotropolis saat ini terus kami lakukan, tentunya dengan melibatkan semua stakeholders . Untuk tahap awal kami menyiapkan masterplan. Kita akan mengatur kawasan tersebut meliputi kawasan inti dan penyangga. Kawasan inti untuk perkotaan, perumahan, komersial dan pendidikan kami rencanakan dengan mempertimbangkan kondisi ekosistemnya," papar Kepala Dinas PUP ESDM DIY Hananto Hadi Purnomo.
Baca juga :
Tekad Surip Manunggal Bersama TNI
Akses Transportasi YIA Tak Boleh Tertinggal
Hananto mengungkapkan, sesuai dengan perencanaan yang ada untuk kawasan inti dibutuhkan lahan sekitar 1.000 hektare, sedangkan kawasan penyangganya seluas 6.000 hektare. Jadi, dibutuhkan lahan sekitar 7.000 hektare yang diinisiasi menjadi aerotropolis. Tidak hanya mengembangkan kawasan perkotaan saja tetapi juga pertanian yang disuport khusus untuk pasar internasional.
"Ngarsa Dalem sempat berpesan agar beberapa hal seperti RTRW dan regulasi disiapkan (diselesaikan) dengan baik. Semua itu perlu dilakukan, agar ke depan saat pembangunan dilaksanakan sudah tidak ada masalah," terang Hananto.
Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY Arief Hidayat menambahkan, skema pengembangan aerotropolis ini mempunyai dua pilihan, yaitu konsorsium dimana investor langsung masuk dan joint venture dimana Pemda bisa membentuk semacam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). BIY kini sudah beroperasional minimum dengan beberapa penerbangan domestik, sementara penerbangan internasional belum dibuka karena masih minimnya aspek sarana dan prasarana penunjang.