"Saat prosesi, ada doa yang di panjatkan sesuai dengan apa yang dikehendaki masing masing.Â
Sama sama jalan bareng, tapi memanjatkan doa yang berbeda-beda. Semoga kejadian yang kurang baik akan kembali ke posisi yang baik dalam kesatuan NKRI," tuturnya.
Lampah budaya mubeng beteng tak lagi menjadi milik Yogyakarta. Terbukti kegiatan budaya ini turut menarik perhartian warga. Tidak hanya kawasan Yogyakarta, adapula warga luar kota bahkan wisatawan mancanegara.
“Tadi dapat info bahwa ada utusan dari generasi muda diluar Yogya ikut hadir. Bahkan tahun-tahun sebelumnya juga ada turis asing yang ikut,†katanya.
Salah satu warga Bowo Laksono (47) mengaku sudah beberapa kali ikut mubeng beteng. Baginya prosesi ini tak hanya sekadar kegiatan budaya. Dia menilai mubeng beteng sebagai wujud instropeksi diri.
“Laku prihatin, apa yang sudah dilakukan selama setahun belakangan ini. Lalu harus menjadi lebih baik di tahun kedepannya,â€pungkasnya. (Ive)