Unik, Ibu Sinta Nuriyah Gelar Sahur Bersama di Halaman Klentheng

Photo Author
- Senin, 20 Mei 2019 | 11:30 WIB
Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid tiba di Yogyakarta dan melakukan sahur berasama di Klenteng Poncowinatan. Foto: Evi Nur
Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid tiba di Yogyakarta dan melakukan sahur berasama di Klenteng Poncowinatan. Foto: Evi Nur

YOGYA, KRJOGJA.com - Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid istri Gus Dur kembali menggelar sahur keliling. Sahur keliling pada bulan Ramadan di Yogyakarta tahun ini sedikit berbeda, karena dilaksanakan di halaman Klentheng Poncowinatan Kota Yogyakarta.

"Klenteng ini dipilih karena yang pertama Bu Sinta ingin bertemu dengan kelompok masyarakat yang ter marginalkan. Kita bertemu dengan tukang becak juga, buruh gendong, lalu pkl juga, yang ada di sekitar sini," kata Agnes dwi rusjiati ketua sahur keliling di Yogyakarta. Senin (20/05/19) pagi.

Klenteng ini sudah terbiasa menjadi central tempat pertemuan kelompok masyarakat. Kendati demikian, pihaknya ingin (umat muslim) menjadi lebih dekat dan lebih berbaur dengan mereka bukan malah menjauh. Dan merasakan kehidupan yang selama ini sudah dekat dengan mereka.

"Yang dilaksanakan Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada 2019 ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena tahun ini bertepatan dengan hari kebangkitan nasional. Dan juga pasca pemilu yang kita hadapi bersama di tahun ini tentu ini juga memberikan pesan kesan tersendiri bagi seluruh kelompok masyarakat dan juga bagi elemen bangsa," tambahnya.

Secara khusus Sinta Nuriyah juga memberikan pesan-pesan kepada bangsa ini, terkait bagaimana masyarakat tetap menjaga solidaritas dan kerukunan. Termasuk dengan tema yang diangkat adalah menjauhkan dari ujaran kebencian dan hoaks. Yang sedang terjadi di bangsa ini dan harusnya menjadi sebuah keprihatinan.

Secara khusus Shinta dalam beberapa bulan ini melakukan dialog dengan seluruh kelompok elemen bangsa untuk mengajak semua mengingat bahwa persatuan harus dikedepankan, toleransi harus terbangun, untuk Indonesia bersama. 

Terlebih lagi pada bulan Ramadan, Shinta berharap moral dan budi pekerti masyarakat untuk dijadikan tameng sebagai perisai pada masyarakat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X