Awalnya Kicak ini diproduksi oleh Mbah Wono di Kampung Kauman sejak tahun 1950. Konon, saat itu Mbah Wono hanya coba-coba membuatnya di usia 18 tahun dan ternyata banyak yang menyukai makanan ini. Kemudian, tradisi membuat Kicak saat bulan puasa ini diturunkan kepada anaknya hingga saat ini Dulu, Kicak dibungkus dengan daun kelapa, seiring perkembangan zaman dan demi kepraktisan, Kicak saat ini banyak dijual dalam bungkusan mika.
KipoÂ
Di Kotagede ada satu jajanan pasar unik yang barangkali masih asing bagi kebanyakan orang, namanya adalah Kipo. Kipo terbuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulatan pipih dan diberi isi enten-enten (parutan kelapa yang dimasak dengan gula jawa). Cara memasak Kipo agak lain dengan umumnya kue tradisional Jawa, yakni dengan cara dipanggang.
Awal mula disebut Kipo adalah kue yang datang dari masa lalu ini ditanyakan oleh banyak orang dengan 'Iki opo'. Pertanyaan yang kerap muncul tersebut akhirnya menjadikan lebel kue unik ini dan bisa diterima oleh masyarakat Jogja.
Memiliki bentuk lonjong, tekstur kenyal, dan juga warnanya yang kehijauan serta isiannya yang terdiri dari parutan kepada dan gula jawa cair. Bahan utama dari kue ini adalah tepung beras yang juga dicampur oleh tepung ketan. Adonannya kemudian dicampur dengan parutan kelapa, daun suji, dan pewarna hijau alami serta daun pandan. Tujuannya untuk menimbulkan aroma harum khas makanan unik ini.
Adonannya kemudian dicetak pada piring tanah liat lalu dipanggang dengan alas daun pisang. Setelah hampir masak, adonan parutan kelapa dimasukan bersama dengan gula jawa dan dilipat menjadi dua lalu dipanggang lagi hingga matang.